Nabung di Bank Sampah Ala Warga Kamojang

Bank SampahKamojang - Warga dusun Kamojang tak jijik lagi dengan sampah. Bagi ibu-ibu rumah tangga, sampah justru menjadi sumber tabungan. Sejak Juni lalu, lebih dari 80 orang anggota PKK Dusun Kamojang resmi menjadi nasabah bank sampah.


Bank sampah merupakan tahapan dari program dusun bersih Kamojang yang dirintis sejak tahun 2010 oleh warga setempat, dengan bimbingan Pertamina Geothermal Energy area Kamojang. Program dusun bersih bertujuan memberikan edukasi tentang pengelolaan lingkungan terutama sampah organik dan anorganik, meningkatkan budaya gotong royong serta memberi nilai ekonomis bagi warga.


Salah satu penggerak bank sampah Mimin Rusmini, mengaku bangga dengan kegiatan bank sampah, yang kini mendorong semangat warga untuk mengelola sampah dengan baik. Warga RT 01, RW 06 dusun Kamojang ini, awalnya mengikuti pelatihan memilah sampah yang diadakan Pertamina. "Dari memilah sampah itu, kami berpikir kenapa tidak dikumpulkan dan dijual saja? Hingga akhirnya kami mengusulkan program pelatihan lanjutan sentra pengolah sampah dan bank sampah,"kenang perempuan yang juga kader posyandu ini.


Sebuah lahan kosong di wilayah RT 2, RW 076, milik Perum Perhutani, saat ini menjadi tempat penampungan bank sampah yang siap diambil pengepul barang bekas. "Setiap Sabtu, penimbangan sampah dilakukan. Jadi nanti warga yang mau nabung sampah kita timbang sampahnya dan dicatat,"jelas Mimin.


Adapun sampah yang bernilai jual antara lain botol bekas minuman kemasan, baik berbahan gelas maupun plastik, kantong plastik putih, kardus, kertas, koran dan juga kaleng. "Besarnya nilai tabungan tergantung harga sampah yang ditabung dan jumlahnya. Kalau kertas putih bisa 400 rupiah per kilo, sementara tas plastik putih 200 rupiah per kilonya,"papar Mimin. Warga bisa mengambil tabungannya minimal 3 bulan sekali.


Kini sejak bank sampah digalakkan di dusun Kamojang, perilaku warga mulai berubah. Khususnya ibu rumah tangga dan anak-anak. "Kalau di jalan nemu botol plastik langsung dipungut. Belum lagi saat pengajian, ibu-ibu bawa wadah untuk snack, sementara kotak makanan atau plastiknya langsung dilipat dibawa pulang,"ujar Mimin bangga.


Sementara Pertamina terus memberikan dukungan operasional bank sampah dengan memberikan pendampingan, pelatihan, sewa tempat, penyediaan alat tulis serta meja kursi. Satu hal yang diharapkan Mimin agar bank sampah tambah maju yakni kebutuhan akan mesin pencacah. "Kalau ada mesin pencacah, kertasnya bisa ringkes dan harganya lebih tinggi di pengepul,"ujarnya berharap.

Share this post