Nafas Hanna Tak Sesak Lagi

CSR Jantung Hanna JAKARTA – Pertamina turut serta dalam mengurangi jumlah anak dengan kelainan jantung bawaan yang tak tertolong. Melalui Program Corporate Sosial Responsibility (CSR), Pertamina memberikan bantuan untuk me­nangani ma­salah jantung anak Indonesia. Kali ini, Hanna Waradhatul Jannah (2,7 tahun) yang menderita kebocoran jantung bawaan ditangani di RSCM.


“Kami telah membantu sekitar 30 orang. Mereka dari berbagai daerah seperti Tomohon, Cilacap, Jambi, dan dari Yayasan Jantung Anak di Jakarta,” jelas Senior Officer Public Health - CSR Pertamina Julian Iskandar Muda di RSCM pada (26/3)


Menurut Julian, selain memberikan bantuan dana pengobatan, Hanna beserta orangtuanya yang berasal dari Bekasi, mendapatkan fasilitas kontrak rumah di daerah Cikini, agar memudahkan dalam pengawasan pasca tindakan medis,”jelas Julian.


“Nanti akan ada tim dokter dari Belanda juga yang ikut menangani,” tambah Julian. Tim dokter dari Belanda didatangkan oleh RSCM untuk membantu menangani pasien kelainan jantung khususnya anak, juga untuk perbandingan dan berbagi ilmu sehingga penanganan lebih cepat dan efektif.


Sementara DR.Dr.H. Mulyadi sebagai spesialis anak sekaligus konsultan jantung yang menangani Hanna menjelaskan, teknik Amvo Transcateter akan digunakan untuk menambal kebocoran pada jantung Hanna. Dengan teknik ini si pasien tidak perlu dibedah.


“Hanna mengidap ke­lainan jantung bawaan be­rupa lubang di antara bilik, sehingga darah dari bilik kiri ke bilik kanan. Akibatnya, darah ke bilik kanan berlebih dan kemudian darah ke paru-paru berlebih. Akhirnya sering batuk pilek yang membuatnya susah bernapas. Lubang inilah yang harus ditutup. Dengan kemajuan teknologi saat ini, kelainan tersebut dapat ditangani tanpa operasi,” jelas Mulyadi.


“Kebocoran tersebut dapat langsung tertutup. Istilahnya memang tambal dan bisa dilihat langsung hasilnya dengan memasukkan zat kontras. Tekniknya transcateter masuk lewat pembuluh darah di paha.Kita dorong terus sampai masuk ke jantung. Kemudian alatnya kita lepas, langsung terbuka dan terpasang sendiri di lubang tadi. Memang selalu ada risiko gagal, tapi hanya satu persen,” jelas Mulyadi.


Sang ibu, Handayani sangat berterima kasih kepada Pertamina yang telah membantu menyembuhkan anaknya. “Saya benar-be­nar berterima kasih sekali. Kami sangat beruntung ada yang bantu, karena biaya pengobatannya memang mahal dan tidak terjangkau oleh kami. Mudah-mudahan setelah ini Hanna tidak sesak lagi,” ujar Handayani.


Dalam program operasi jantung anak Indonesia ini, Pertamina bekerjasama dengan Yayasan Jantung Anak Indonesia dari Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo sejak 2009. (AHP)

Share this post