KARAWANG -- Menikmati sepoi angin ketika matahari hendak kembali ke peraduan memang sangat digemari oleh para pengunjung pantai, seperti yang dilakukan Ayu bersama delapan anggota keluarganya, pada Selasa (13/8).
Sore itu Ayu sangat antusias berfoto, baik selfie maupun wefie di beberapa spot menarik di Pantai Pasir Putih, Karawang. "Tempatnya bagus buat foto-foto. Udaranya dan lingkungannya juga bersih. Saya gak mencium bau minyak atau melihat ceceran minyak di sekitar sini," ungkapnya.
Hal yang sama juga diutarakan Diki. Pemuda yang tinggal tak jauh dari Pasir Putih tersebut mengaku kerap melepas penat di tempat wisata ini. "Saya sering datang untuk relaksasi sekaligus foto-foto karena di tempat ini banyak spot bagus untuk diposting di sosmed apalagi jika mengambil foto ketika matahari terbenam. Apalagi masuk ke sini gratis," tukas pria berusia 19 tahun itu.
Menurut Diki, dulu mangrove di Pantai Pasir Putih tidak banyak. "Sekarang makin rimbun. Udara jadi lebih segar. Semoga ekosistem hewan dan tanaman mangrove bisa terjaga. Alhamdulillah, pantai ini gak kena ceceran minyak. Semuanya normal di sini," harapnya.
Pantai Pasir Putih merupakan salah satu kawasan ekowisata mangrove yang dibina oleh PT Pertamina Offshore North West Java (PHE ONWJ) yang terletak di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya, Kecamatan Cilamaya Kulon, Karawang. Dengan memberdayakan masyarakat sekitar, lahan seluas 20 hektar di pesisir Pantai Pasir Putih ditanami setidaknya 90.000 tanaman mangrove.
Salah satu pengelola ekowisata Pasir Putih, Husen menjelaskan, walaupun ada musibah di sekitar anjungan lepas pantai YYA yang letaknya sama di Kabupaten Karawang, namun tidak mempengaruhi jumlah pengunjung pantai yang datang setiap harinya.
"Semua masih normal. Kami buka dari Senin hingga Minggu, dari pukul 08.00 pagi hingga matahari terbenam," pungkasnya.*RIN/ft.NTO