Peluang Baru, Kampung Ikan Asap Budi Daya Maggot BSF

SIDOARJO – Kondisi pandemi COVID-19 membuat masyarakat Kampung Ikan Asap di Desa Penatarsewu, Tanggulangin, Sidoarjo, Jawa Timur, berpikir kreatif menghasilkan peluang bisnis baru. Kampung binaan PT Pertamina Gas afiliasi PT PGN Tbk dan PT Pertamina (Persero) yang terkenal dengan produksi ikan asap dan Resto Apung-nya tersebut tengah membudidayakan maggot dari BSF (Black Soldier Fly).

Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat Pengolahan Sampah Jupri Untung mengatakan, Konsep zero waste yang dikembangkannya memanfaatkan sisa sampah perut ikan dari hasil produksi ikan asap. “Hal itu bisa menjadi alternatif pakan ikan di tambak,” ujar Jupri Untung, pada Rabu, 1 Juli 2020.

Selama ini, lanjut Jupri, para perajin ikan asap belum optimal memanfaatkan sisa sampah perut ikan.  Beberapa sisanya dimanfaatkan untuk pakan ikan lele. Padahal, sebagian besar penambak justru membudidayakan ikan mujair yang tidak bisa diberi pakan sampah sisa perut ikan. “Karena itu muncul ide untuk membudidayakan BSF, karena bisa untuk campuran pakan ikan mujair,” jelas Jupri.

Selain itu, limbah sisa dari Resto Apung Seba juga belum dioptimalkan. KSM Pengolahan Sampah yang berada di bawah naungan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sewu Barokah pun berinisiatif menggandeng kelompok pengelola rumah makan itu untuk memanfaatkan sisa sampahnya. “Mereka mengolah ikan juga, dan sampah organiknya bisa kita manfaatkan juga untuk budidaya maggot BSF,” paparnya.

Didampingi oleh Pertamina Gas dan bekerjasama dengan Komunitas Koloni BSF Jambangan dari Surabaya, KSM Pengelolaan Sampah Penatar Sewu optimistis pihaknya mampu berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan desa dari bisnis yang akan dikelolanya.

”Insya Allah, berhasil. Biar kampung kami bebas sampah dari produksi ikan,” ujarnya.

Saat ini, kandang budidaya maggot BSF yang dibangun KSM Pengelolaan Sampah mampu menampung 30 kg sampah per minggu. Bahkan, sudah ada kelompok petambak ikan mujair yang siap menyerap hasil maggot yang akan diproduksi, yaitu Kelompok Tambak Lestari.

“Dari hasil perhitungan kami, pemanfaatan maggot BSF untuk campuran pakan ikan ini akan mengurangi biaya satu siklus panen hingga Rp 8 jutaan,” ujar Ketua BUMDes Sewu Barokah Abdul Arif.

Di sisi lain, penjualan maggot BSF tersebut diharapkan bisa memberi tambahan pendapatan. “Kalau seminggu bisa menghasilan 30 kg maggot, kita bisa ada tambahan hingga Rp 1,8 juta sebulan,” harapnya. *Pertagas/HM

Share this post