PEP Field Sangasanga Gelar Pelatihan Budidaya Jamur

Budidaya _JamurSANGASANGA – Menjelang akhir tahun, PT Pertamina EP Field Sangasanga menggelar pelatihan pengembangan usaha budidaya jamur bagi warga Kelurahan Margomulyo dan Sungai Seluang di Kecamatan Samboja. Jamur sebagai produk pangan yang kini mulai digemari, selain mengandung gizi yang baik juga memiliki nilai ekonomis dengan munculnya berbagai varian produk hasil olahan jamur yang telah beredar di pasaran. Tentunya hal ini menjadi peluang usaha tersendiri yang dapat dikembangkan.

 

Sebanyak 25 orang berpartisipasi di dalam pelatihan tersebut. Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk program CSR Field Sangasanga, dalam mendukung kemandirian warga. Mulai dari remaja karang taruna, ibu-ibu PKK dan warga kelurahan berbaur mengikuti kegiatan ini. Gerimis yang turun tidak menyurutkan niat para peserta untuk hadir di Aula Serbaguna Kantor Produksi Area Samboja, Sabtu (6/12).

 

Untuk pelaksanaan pelatihan, disampaikan oleh pemateri yang merupakan akademisi dari Fakultas MIPA Universitas Mulawarman yang telah berpengalaman menjalankan workshop dan mengembangkan budidaya jamur. Materi yang diberikan terdiri dari teori-teori tentang jamur, kandungan gizi jamur, cara-cara pembibitan dan pembudidayaan, serta bermacam-macam produk pangan yang terbuat dari jamur. Pelatihan ini dibuat dengan konsep dua arah, sehingga para peserta dapat langsung mengajukan pertanyaan dan berdiskusi bersama mengenai proses-proses pembudidayaan.

 

Kegiatan praktek tak kalah serunya. Peserta belajar sekaligus praktek mempersiapkan media tanam, membuat campuran dari serbuk kayu dan memasukkannya ke dalam baglog-baglog yang siap diisi bibit jamur setelah distrelisasi selama 6 jam. Tanpa perlu waktu lama para peserta sudah paham langkah-langkah apa yang harus dilakukan. Semuanya nampak bersemangat karena ternyata mempraktekkan budidaya jamur tidaklah sesulit yang dibayangkan.

 

Pemateri juga mengajak peserta untuk mempraktekkan cara memasukkan bibit dengan benar dan steril agar tidak ada mikro-organisme yang turut terbawa karena dapat merusak pertumbuhan jamur. Para peserta diberi kesempatan untuk bergiliran satu persatu. Akhirnya sampai dipenghujung acara, para peserta dibekali masing-masing 10 baglog yang sudah terisi bibit dan dapat dibawa pulang untuk dirawat dan dipanen pada waktunya. “Semoga pelatihan menjadi bekal kami untuk mengembangkan usaha budidaya jamur yang bernilai ekonomis dan bisa menambah penghasilan,”kata salah satu peserta pelatihan.•PEP

Share this post