Dua warga melakukan pengecekan rutin pertumbuhan benih ikan lele yang dilakukan dengan budidaya ikan dalam ember (Budikdamber) di Kelurahan Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta. (Foto: Dok. MOR III)

Pertamina Ajak Kelompok Masyarakat Koja Budidaya Ikan dalam Ember

JAKARTA – Terbatasnya lahan di wilayah perkotaan tidak menyurutkan semangat warga Kelurahan Rawa Badak Selatan, Kecamatan Koja, Jakarta Utara untuk melakukan inovasi dalam pemenuhan kebutuhan sayuran dan protein, terutama dari ikan, bagi anak-anak dan keluarga.

Sistem budi daya ikan dalam ember (Budikdamber) yang digagas oleh Integrated Terminal Jakarta PT Pertamina (Persero) Regional Jawa Bagian Barat di bawah Program SULE (Serba Usaha Lele) kemudian menarik minat warga Koja untuk berpartisipasi.

Sebagai bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Pertamina, kehadiran inovasi ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan dan berpotensi secara ekonomi, namun juga membawa dampak positif tersendiri di tengah pandemi Covid-19.

Budi daya ikan dalam ember (Budikdamber) merupakan sistem pertanian akuaponik yang menggabungkan teknik bercocok tanam sayuran dengan memelihara ikan dalam waktu bersamaan menggunakan media ember.

Sejak tahun 2019 lalu, Pertamina menginisiasi kolaborasi antara kelompok masyarakat dan berbagai stakeholder melalui integrasi sistem budikdamber dan pengembangan inovasi produk olahan ikan lele yang dijalankan oleh kelompok ibu-ibu kader posyandu yang tergabung dalam Kelompok Bunda Koja sebagai pelaksana program Serba Unsur Lele (SULE).

Awalnya, program ini secara khusus ditujukan untuk mengatasi permasalahan malnutrisi atau gizi kurang pada anak-anak yang terjadi di wilayah Kelurahan Rawa Badak Selatan (RBS), Kecamatan Koja, Jakarta Utara sebagai wilayah Ring 1 Integrated Terminal Jakarta.

Dalam perkembangannya, program yang dikembangkan oleh Kelompok Bunda Koja ini tidak hanya berhasil menyediakan sumber protein untuk meningkatkan status gizi anak-anak di wilayahnya, tetapi juga menjadi sumber pendapatan di tengah keterbatasan lahan untuk kegiatan pertanian urban di bawah payung kegiatan ‘Budikdamber SULE Berdaya’.

Terlebih lagi, inovasi Budikdamber ini menerapkan konsep zero waste sehingga seluruh bagian dalam proses dapat menjadi produk yang bernilai ekonomis serta berdampak baik bagi lingkungan.

Nurhayati (52), salah satu warga RT 10/02 Kelurahan RBS anggota Kelompok Bunda Koja menjelaskan mengenai ilmu baru sistem Budikdamber yang diperoleh serta mengungkapkan bahwa dengan memanfaatkan luas lahan yang terbatas, inovasi Budikdamber ini dapat menghasilkan hasil yang optimal.

“Satu media Budikdamber hanya memerlukan lahan selebar 0,8 meter,” ujar Nurhayati.

Lebih lanjut ia menjelaskan, “Untuk setiap media, komponen yang diperlukan adalah ember berkapasitas 80 liter yang dapat menampung hingga 50 ekor ikan lele dengan kepadatan 1 ekor per liter, pot atau botol gelas bekas air mineral yang dilubangi bagian bawah sebagai wadah tanam sayuran beserta media tanam arang batok atau sabut kelapa, serta benih sayur dan benih ikan lele.”

“Saya sangat bersyukur dapat turut serta dalam kegiatan ini karena selain  mendapatkan ilmu, juga bisa menambah income keluarga. Ikan dan sayur yang dihasilkan dapat dijual dan pastinya bisa dikonsumsi untuk keluarga sendiri. Selain itu, saya juga jadi tahu cara pengolahan ikan menjadi produk makanan yang bervariasi,” ungkapnya.

Lurah Rawa Badak Selatan, Suhaena (53), menyampaikan apresiasi terhadap bantuan program dan kolaborasi Pertamina dengan warga Koja, khususnya di Kelurahan Rawa Badak Selatan. Terlebih lagi adanya perkembangan yang cukup signifikan selama pandemi ini, baik secara kuantitas maupun pendapatan yang diperoleh kelompok.

“Tahap awal jumlah media budikdamber hanya sebanyak 10 unit, saat ini telah bertambah dan tersebar mencapai 75 unit,” paparnya.

“Perkiraan pendapatan dari 10 ember berdasarkan kajian dan estimasi diperkirakan mencapai Rp 2.500.000,00 dengan asumsi hasil panen maksimal, dan kini sudah mencapai 75 unit, perkiraan pendapatan dapat mencapai tujuh kali lipat,” tambah Suhaena.

Pada hari Rabu 18 Agustus 2021 lalu, program ini dipaparkan melalui presentasi ‘Pengembangan Sistem Budikdamber serta Inovasi Hasil Olahannya Untuk Meningkatkan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi Pandemi Covid-19’ dan menjadi salah satu best presenter dalam Indonesian Conference on Community Services and Social Responsibility (I-Care) 2021 yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Trisakti.

Lebih lanjut, Unit Manager Communication, Relations & CSR Regional Jawa Bagian Barat, Eko Kristiawan, menyampaikan bahwa dukungan program dan inovasi kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi Pertamina dalam mendukung pencapaian SDGs/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), khususnya tujuan nomor 3, yaitu Kehidupan Sehat dan Sejahtera, dan SDGs tujuan nomor 13 Penanganan Perubahan Iklim, serta ESG (Environmental, Social and Governance).

“Selain mendukung pencapaian SDGs, program yang dilaksanakan oleh Pertamina melalui Integrated terminal Jakarta ini kami harapkan dapat memberikan kontribusi terhadap ketangguhan masyarakat dalam menghadapi pandemi, khususnya dengan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kesehatan, dan pendapatan warga di sekitar wilayah operasional Pertamina,” tutup Eko. *MOR III

Share this post