SURABAYA - Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai salah satu subsektor riil dalam struktur perekonomian, menjadi faktor penentu angka pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sejalan dengan hal itu Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) V Jatimbalinus menggulirkan bantuan permodalan dengan skema dana bergulir bagi UMKM di wilayah operasionalnya.
Semenjak digulirkan, tahun 1993 silam, Pertamina MOR V memiliki lebih dari 48.000 UMKM binaan yang tersebar di 4 provinsi (Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur). Tujuh sektor UMKM yang menjadi sasaran di antaranya Industri kreatif, perdagangan, pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan jasa.
"Sejak awal tahun 2018 hingga saat ini, realisasi penyaluran Program Kemitraan Pertamina di wilayah MOR V sebesar lebih dari 164 Milyar Rupiah untuk berbagai sektor usaha," ujar Rustam Aji, Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina MOR V, pada Selasa, 11 Agustus 2020.
Sinergi bersama dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) lain seperti PT Permodalan Nasional Madani (Persero), PT Perkebunan Nusantara XII dan juga afiliasi Pertamina seperti PT Pertamina Gas, PT Pertamina Lubricant sebagai salah satu cara untuk memperluas jangkauan program dan verifikasi potensi mitra binaan unggulan yang nantinya akan menerima bantuan permodalan dana bergulir dari Pertamina.
"Selain sesama BUMN, kolaborasi lintas kementerian dan pemerintah daerah juga kami lakukan, misalnya dalam upaya mendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) untuk pengembangan UMKM di Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, NTB dan Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT," tambah Rustam.
Salah satu keunggulan Program Kemitraan Pertamina adalah adanya kesempatan pengembangan kompetensi yang mungkin masih belum dimiliki oleh UMKM. Beragam pelatihan diadakan, seperti penyusunan neraca keuangan, pengemasan dan branding produk hasil UMKM, pengelolaan toko online di e-commerce, dan prosedur pengurusan beragam sertifikasi mulai dari PIRT, BPOM serta HAKI bagi UMKM binaan yang belum memiliki.
Selain pendampingan dalam bentuk pelatihan, mitra binaan Pertamina MOR V juga memperoleh kesempatan untuk memperluas jangkauan, exposure dan networking dengan mengikuti pameran-pameran.
"Mitra binaan unggulan, utamanya yang bergerak di sektor industri kreatif kami berangkatkan untuk mengikuti pameran berskala regional, nasional maupun internasional sebagai bentuk promosi dan pengenalan produk khas dan unik dari Jatim, Bali, NTB dan NTT," jelas Rustam.
Mitra binaan unggulan Pertamina MOR V, Nio-El contohnya, sudah naik kelas hingga bisa memasarkan produknya sampai keluar negeri.
Produk kerajinan aksesoris etnik handmade hasil karyanya sudah diminati pasar mancanegara. "Semenjak bermitra dengan Pertamina, saya memperoleh kesempatan yang istimewa untuk bisa melakukan perluasan area pemasaran saya hingga ke lima negara," ujar Lidya Waskita pemilik Nio-El.
Selama masa pandemi COVID-19, dengan mengedepankan semangat pemberdayaan masyarakat, sebagian besar dari bantuan yang diberikan kepada masyarakat merupakan produk hasil dari pelaku UMKM binaan Pertamina MOR V.
Puluhan ribu masker kain non medis, setelan hazmat, alat cuci tangan portabel hingga minuman herbal racikan dari UMKM yang dibeli oleh Pertamina dibagikan kepada masyarakat sebagai bagian dari program Pertamina Peduli Penanggulangan COVID-19 ini.
Melalui Program Kemitraan ini, Pertamina juga melakukan edukasi Pinky Movement kepada para UMKM terkait penggunaan Liquified Petroleum Gas (LPG).
"Sasaran program Pinky Movement diantaranya pangkalan LPG, usaha kuliner, peternakan, pertanian, jasa laundry dan lainnya dengan tujuan mengedukasi pelaku UMKM dan masyarakat agar penyaluran LPG bersubsidi kedepannya tepat sasaran, hanya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang berhak," tutup Rustam. *MOR V/HM