PONTIANAK – Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang kaya akan warisan budaya daerahnya. Akan tetapi dengan pesatnya perkembangan globalisasi, secara perlahan memudarkan nilai-nilai kearifan budaya bangsa yang dimiliki masyarakat.
Sebagai wujud kepedulian untuk mendukung pelestarian budaya bangsa, PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal Pontianak menggelar pelatihan Penguatan Budaya Bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak.
Bertempat di Kampung Tenun, Kelurahan Batu Layang, pelatihan diberikan kepada Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Kanun Khatulistiwa oleh Zulkifli selaku Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak.
Pada paparannya, Zulkifli menyampaikan bahwa tidak semua kerajinan atau kebiasaan bisa disebut sebagai sebuah budaya, ada beberapa indikator yang harus dipenuhi untuk menobatkan sesuatu menjadi sebuah budaya.
“Yang pertama kerajinan atau kebiasaan itu haruslah menjadi kebiasaan turun temurun, kedua dapat dibuktikan dengan adanya manuskrip sejarah ataupun orang yang tahu betul kapan sejarah tenten sesuatu itu dimulai,” sebut Zulkifli.
Berbicara mengenai Kampung Tenun yang menjadi lokasi Pertamina, Zulfikli menjelaskan ada beberapa point yang dinilai termasuk kedalam kategori budaya Kota Pontianak seperti budaya pembuatan kain tenun dan permainan tradisional yang menjadi tradisi saat pembuatan tenun.
“Akan ada dokumen yang diperlukan sebagai manuskrip budaya untuk selanjutnya bisa disampaikan kepada Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak,” ujar Zulkifli.
Menanggapi hal tersebut, Hasan selaku Ketua Pokdarwis menyambut baik tentang pelatihan yang disampaikan. “Harapannya pelatihan hari ini dapat memberikan ilmu baru bagi anggota Pokdarwis untuk mendukung Kampung Tenun menjadi salah satu budaya baru Kota Pontianak,” katanya.
Sejalan dengan Hasan, Integrated Terminal Manager Pontianak, Muharyadi menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan keberlanjutan dari program pengembangan budaya di Kampung Tenun yang sudah terlaksana selama dua tahun terakhir.
“Diharapkan program ini akan terus berlanjut dan mampu mendukung pemberdayaan masyarakat juga pelestarian budaya Indonesia,” tutur Muharyadi. *MOR VI