Dua orang penyelam melakukan rehabilitasi terumbu karang yang merupakan program Konservasi Keanekaragaman Hayati Pertamina EP Papua Field di Kepulauan Misool, Raja Ampat, Papua. (Foto: Dok. PEP)

Pertamina EP Papua Field Rehabilitasi Terumbu Karang

SORONG – Aktivitas penangkapan ikan dengan metode tidak ramah lingkungan serta kurangnya kepedulian dalam menjaga kelestarian dan keanekaragaman hayati menyebabkan kerusakan sebagian habitat terumbu karang di Kepulauan Misool.

Pertamina EP Papua Field (PEP Papua Field) kembali menunjukan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar dengan menjalankan program konservasi keanekaragaman hayati, berupa kegiatan rehabilitasi terumbu karang di Kepulauan Misool Kabupaten Raja Ampat (R4).

Kegiatan yang diinisiasi oleh PEP Papua Field bekerja sama dengan Yayasan Misool Foundation dikemas dalam beberapa kegiatan, salah satunya dengan pemberian edukasi yang dipandu secara profesional oleh ahlinya. Selain itu dilakukan juga kegiatan penanaman bibit-bibit terumbu karang di kerangka yang sudah disiapkan sebagai media tanam dengan tetap memperhatikan lingkungan sekitar agar karang yang berada di sekitar lokasi kegiatan penanaman tidak terganggu oleh aktivitas rehabilitasi.

Rehabilitasi dilakukan untuk pemulihan ekosistem terumbu karang yang telah rusak di beberapa spot-spot Kepulauan Misool dengan transplantasi 3.000 fragmen karang dengan total luas kurang lebih 300 m². Diharapkan dengan aktifitas ini, dalam beberapa tahun ke depan terumbu karang yang direhabilitasi akan tumbuh menjadi ekosistem yang dapat mendukung kehidupan bawah laut menjadi lebih beragam.

Beberapa kegiatan rehabilitasi terumbu karang yang telah dilaksanakan PEP Papua Field mencakup beberapa tujuan SDGs, yaitu tujuan 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), tujuan 12 (konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab), tujuan 13 (penanganan perubahan iklim), tujuan 14 (menjaga ekosistem laut), dan tujuan 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan).

Papua Field Manager, A.Rachman PB menjelaskan untuk keberlanjutan program dilakukan juga monitoring dan evaluasi dalam memantau pertumbuhan terumbu Karang. Keseluruhan kegiatan ini melibatkan masyarakat dalam rangka meningkatkan kepedulian untuk melestarikan alam dan menjaga keanekaramanan hayati, sehingga outcome dari program konservasi ini dapat dirasakan oleh masyarakat Kepulauan Misool.

“Kami berharap program rehabilitasi terumbu karang berjalan baik sehingga dapat memperbaiki ekosistem bawah laut. Jika alam bawah laut Indah tentu akan mendongkrak sektor wisata yang secara langsung juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” tutup Rachman. *PEP/IN

Share this post