PALEMBANG – Setiap daerah di Indonesia memiliki kain tradisional dengan kekhasan tersendiri. Sama halnya dengan Sumatera Selatan, yang mempunyai beraneka ragam jenis kain daerah. Guna meningkatkan kualitas kain Sumatera Selatan, Pertamina Sumbagsel menggandeng Cita Tenun Indonesia (CTI) menyelenggarakan Pelatihan dan Pengembangan Mitra Binaan Perajin Tenun Sumatera Selatan di Kantor Pertamina MOR II Sumbagsel dan Taman Edukasi Plaju.
Region Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Sumbagsel, Rifky Rakhman Yusuf mengatakan para mitra kerja diberikan pembekalan teori dan praktik, seperti pelatihan kain dengan pewarna alam, pelatihan menenun, membuat pola dan pelatihan manajemen UKM hingga ke evaluasi hasil jadi kain. Pelatihan serta pendampingan ini diselenggarakan selama 6 bulan dan sudah dimulai sejak Agustus 2019 hingga Februari 2020.
“Pertamina sangat peduli dengan kekayaan kain khas daerah. Harapan kami, kain-kain khas ini dapat bersaing secara nasional bahkan internasional. Untuk itu kami merasa perlu meningkatkan kualitas serta inovasi pada kain-kain ini agar dapat masuk di pangsa pasar yang lebih luas terlebih bisa untuk di ekspor ke mancanegara,” jelas Rifky.
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari 30 orang perajin tenun yang menjadi mitra binaan Pertamina dan memiliki lokasi UKM di Palembang, Musi Rawas, Prabumulih serta Kabupaten Ogan Ilir.
“Kedepannya, kami akan memperluas cakupan pelatihan dan pengembangan ini ke seluruh wilayah Sumatera Bagian Selatan, karena masing-masing daerah yang masuk wilayah kerja MOR II juga memiliki kain-kain khas sendiri,” kata Rifky.
Sementara itu, salah satu Desainer Tekstil dari CTI, Ratna Pangabean menyampaikan apresiasi dan rasa suka citanya atas pehatian Pertamina terhadap kain-kain khas daerah serta antusiasme para peserta untuk belajar dan meningkatkan kemampuannya.
“Tahap awal dari rangkaian pelatihan ini, para peserta sudah berhasil melewati tingkat pemula, karena pada dasarnya mereka sudah bisa menenun dengan baik. Pelatihan ini lebih banyak memberikan wawasan tentang desain, pendekatan desain dengan citra lokal, serta penjelasan tentang pentingnya mutu produk yang mencakup struktur tenunan, komposisi warna, karakter warna, kualitas pewarnaan serta pengetahuan dasar dari bahan dan warna. Peserta memberikan respon yang sangat baik, semangat untuk mencari pengetahuan barunya luar biasa. Kami dari CTI akan meningkatkan materi pelatihan ke tingkat madya,” tutur Ratna.
Hal senada juga diungkapkan Perajin Songket Prabumulih, Yulianti yang merasakan benar manfaat dari mengikuti pelatihan ini.
“Pelatihan ini sangat berguna untuk produk kami, Saya jadi lebih tahu cara pembuatan songket menjadi baju dan produk turunan dengan desain yang lebih inovatif. Saya berterima kasih kepada Pertamina sudah dikenalkan dengan CTI untuk meningkatkan kualitas produk songket. Harapan saya agar sering dipertemukan dengan orang yang ahli dibidang songket dan desainer untuk memperluas pasar,” ungkap Yulianti.*MOR II