PONTIANAK - Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan menggelar Pelatihan Pengolahan Ikan menjadi Amplang bertempat di pondok binaan yang ada di Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Gang Kuini 1, Kelurahan Sungai Jawi Luar pada Kamis 28 Oktober 2021.
Amplang sendiri merupakan makanan olahan dari ikan yang sudah sering kita temui di pasaran. Namun kali ini amplang yang dibuat adalah inovasi dari ikan nila.
Sebagai salah satu kota di Indonesia yang berada di pesisir lautan, Kota Pontianak mempunyai beragam masakan olahan berbahan dasar ikan. Namun kebanyakan olahan tersebut hanya berupa ikan masakan yang tidak bisa bertahan lama.
Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan mempunyai kelompok binaan program CSR dengan fokus pembudidayaan dan pembesaran ikan, melihat bahwa potensi pengembangan pengolahan makanan berbahan dasar ikan masih sangat luas pasarnya. Pada kesempatan sebelumnya Pertamina sudah membuat olahan ikan menjadi nugget, empek-empek, dan abon yang semuanya laku di pasaran.
Tidak hanya ikan nila saja yang digunakan namun juga ada ikan tuna yang dipakai. Hal ini dilakukan untuk membandingkan hasil amplangnya ketika sudah jadi. Baik dari segi rasa, tekstur, tampilan, aroma, dan lain-lain.
Pembuatan amplang ini tidaklah mudah, setidaknya dibutuhkan waktu dua hari untuk dapat mengolah bahan mentah menjadi ampang yang siap dikonsumsi. Sehingga dalam pelatihan ini sudah dimulai sejak tanggal 27 Oktober 2021.
Pelatihan ini digelar dengan sistem ToT atau Training of Trainer dimana pemateri ini berasal dari anggota kelompok binaan Pertamina yang telah mendapatkan pelatihan sebelumnya di Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Pontianak. ToT ini menyasar setidaknya 25 anggota kelompok UPR dan dihadiri oleh jajaran Lurah, Camat, dan Kepala Bidang Perikanan dari Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Kota Pontianak.
Nasrun sebagai ketua kelompok UPR menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap Pertamina karena sudah menyelenggarakan pelatihan pembuatan amplang ini. Harapannya dengan pelatihan ini makin banyak pendapatan yang didapatkan oleh kelompok dan muncul ide-ide kreatif lainnya untuk memunculkan aneka kreasi makanan berbahan dasar ikan.
“Apa yang dilaksanakan oleh Pertamina dengan program CSR di UPR Kuini ini sangat membantu sekali dalam meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya anggota kelompok UPR. Yang mana masyarakat tidak hanya diberikan bantuan keramba dan ikan, namun juga diberikan keterampilan mengolah ikan menjadi lebih bernilai ekonomis,” ungkap Bambang Riadi.
Integrated Terminal Manager Muharyadi menyampaikan rasa terima kasih kepada kelompok UPR dan jajaran pemerintah daerah yang telah berkenan hadir dalam acara tersebut sehingga kegiatan berjalan dengan lancar dan dapat dibimbing langsung oleh para ahli di bidangnya.
“Apa yang dilaksanakan di UPR sejak tahun 2017 sampai dengan saat ini adalah wujud komitmen perusahaan terhadap aksi nyata visi misi Pertamina Berdikari, di mana masyarakat bukan menjadi objek CSR namun menjadi subjek penentu keberhasilan program. Sehingga manfaat dari UPR ini dapat dirasakan tidak hanya oleh anggota kelompok saja namun juga masyarakat di Gang Kuini 1, Kelurahan Sungai Jawi Luar, Kota Pontianak,” ujar Muharyadi.
Area Manager Comm, Rel & CSR Kalimantan, Susanto August Satria mengungkapkan, “Pelatihan yang digelar pada hari ini adalah salah satu program TJSL yang kita jalankan dalam aspek Pemberdayaan Masyarakat yang fokus terhadap pengembangan kelompok yang memiliki niatan untuk berkembang dan berusaha serta memiliki potensi sumber daya sehingga mampu meningkatkan taraf hidup ekonomi,” tutup Satria. *MOR VI