BALIKPAPAN – Sebagai upaya mendukung program Kaltim Hijau (Kaltim Green) yang dicanangkan pemerintah Kalimantan Timur, Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merangkul masyarakat Kelurahan Senipah, Kecamatan Samboja dan Kelurahan Meriam, Kecamatan Anggana di Kabupaten Kutai Kartanegara untuk mengelola bank sampah. Untuk meningkatkan kemampuan para pengelola sampah di dua kelurahan tersebut, PHM mengajak 21 warga untuk studi banding ke pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Manggar (Kota Balikpapan dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Dau, di Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Di TPA Manggar yang pernah mendapat predikat terbaik untuk Indonesia bagian timur, Senin (10/9/2018) para peserta melihat bagaimana penerapan metode pengolahan sampah sanitary landfillyang aman dan tidak membahayakan lingkungan sekitar.
Kepala UPT Pemrosesan Akhir Sampah TPA Manggar Tonny Hartono menjelaskan, sejak adanya Perda Pemerintah Kota Balikpapan mengenai larangan penggunaan kantong plastik, dampaknya positif terhadap penurunan jumlah sampah plastik yang masuk ke TPA Manggar.
Selanjutnya pada Rabu (12/9/2018), para peserta meninjau TPST Dau, di Kabupatan Malang, yang juga merupakan contoh pengelolaan sampah yang menerapkan metode 3R: Reduce, Reuse, Recycle. Dengan metode tersebut, TPST Dau mampu menyisakan hanya 16% sampah untuk dibuang ke TPA sampah, sementara 45% sampah didaur ulang menjadi berbagai barang, dan 39% diolah menjadi kompos.
Menurut Kepala Divisi Sustainable Development & Societal (SDS) PHM, Suripno, kegiatan seperti ini telah dirintis oleh operator WK Mahakam sebelumnya dan dilanjutkan oleh PHM. Pada 2012, perusahaan telah merintis bersama masyarakat di sekitar Kecamatan Muara Jawa untuk melaksanakan pengolahan sampah berbasis masyarakat bernama Gerakan Muara Jawa Bersih (GMJB), sehingga kecamatan ini kini memiliki sistem pengolahan sampah berbasis masyarakat.
“Mengulangi kesuksesan tersebut, pada 2016 dibentuklah Gerakan Senipah Bersih (GSB) di Senipah dan pada 2017 dibentuk Gerakan Sei Meriam Bersih (GSMB) di Anggana. Para pengelola GSB dan GSMB telah mengikuti pelatihan administrasi tahap pertama di tahun 2017, selanjutnya mengikuti pelatihan administrasi bank sampah tahap kedua pada 2018, dan diakhiri dengan studi banding ke dua TPA tersebut,” jelas Suripno.
Salah seorang peserta, Direktur Bank Sampah Desa Sidomulyo, Kecamatan Anggana Gik Anto berharap bisa mencontoh program yang sudah berjalan di TPA Manggar dan akan mencoba menerapkan di wilayah masing-masing. “Saya optimistis dengan program ini. Karena selain dapat menanggulangi soal kebersihan lingkungan di wilayah pesisir, juga memiliki manfaat ekonomis bagi masyarakat,” pungkasnya.•PHM