BALONGAN - Indramayu merupakan kawasan pesisir dengan potensi pengembangan wisata seiring keragaman alam hayati, seperti mangrove, pantai, perikanan, dan berbagai habitat yang hidup di sekitarnya. Namun dalam pengembangannya, sering timbul kendala dan tantangan baik dari sisi perencanaan hingga pengelolaannya, sehingga potensi tersebut tidak dapat memberi manfaat pada masyarakat.
Untuk mengembangkan kawasan pesisir dengan pengelolaan yang baik, sejak tahun 2018 PT Pertamina (Persero) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) telah menginisiasi penanaman mangrove di kawasan pesisir Desa Singaraja, Kecamatan Indramayu untuk menjaga kelestarian dan menumbuhkan kepedulian generasi muda tentang arti penting mangrove. Sebanyak 30 ribu bibit mangrove saat itu ditanam, dan kini telah mulai tumbuh dan menjaga pesisir laut.
“Kami menggandeng masyarakat dalam penanaman dan perawatan mangrove, sehingga masyarakat juga berperan dalam pemahaman pentingnya ekosistem mangrove bagi lingkungan,” jelas Unit Manager Communication Relations & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami.
Saat ini, Pertamina kembali melakukan aksi di kawasan tersebut dengan melakukan penyulaman (penanaman semai mangrove) 5 ribu bibit mangrove, 3 ribu bibit pohon cemara, 3.500 kg bibit rumput laut dan 3.500 ekor bandeng untuk melengkapi ekosistem kawasan pesisir Desa Singaraja. Simbolis penyulaman mangrove dilakukan hari ini, di Desa Singaraja, oleh Pjs Operation Head Fuel Terminal (FT/Terminal BBM) Balongan Yusep Sopian selaku perwakilan Pertamina, dan Kuwu Desa Singaraja Ibu Suaebah.
Dewi berharap, dukungan Pertamina terhadap ekosistem pesisir dapat memberi manfaat bagi desa. Selain menjadi tanaman yang bermanfaat bagi kelestarian lingkungan, juga dapat meningkatkan perekomian masyarakat melalui pertumbuhan biota laut serta berbagai kegiatan usaha yang dapat tercipta dengan adanya ekosistem mangrove ini.
“Seperti budidaya ikan air payau dan rumput laut, serta potensi menjadikan kawasan ini sebagai ekowisata terintegrasi dan pusat pendidikan mangrove,” tambahnya.*MOR III