Pekerja dari Kelompok Petratonik mitra binaan Pertamina menyiapkan pembudidayaan Black Soldier Fly (BSF) di Sungai Wain, Karangjoang, Balikpapan, Kalimantan Timur. (Foto: Dok. RU V)

Pertamina Kilang Balikpapan Berdayakan Kelompok dengan Budidaya Lele

BALIKPAPAN - Pertamina Kilang Balikpapan dan Enviro Strategic Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan kelompok mitra binaan Petratonik yang berada di Sungai Wain, Kelurahan Karangjoang.

Untuk mengoptimalisasi pemakaian lalat Black Soldier Fly (BSF), kali ini kelompok Petratonik diajarkan untuk membudidayakan lele pada Jumat, 20 Agustus 2021. Kegiatan ini selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu tujuan (1) Tanpa Kemiskinan dan (8) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Petratonik merupakan mitra binaan Pertamina Kilang Balikpapan yang mengembangkan pertanian dan peternakan terintegrasi dengan memanfaatkan lalat BSF.

Pendamping dari Enviro Strategic Indonesia, Riska Dwi Noviyanti bahwa konsep program ini dalah mengenalkan BSF sebagai pakan alternatif tinggi protein untuk jenis unggas atau ikan, dapat diberikan dalam bentuk segar, kering maupun pelet.

"Produk samping lainnya, yaitu kasgot dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos alami untuk pertanian terintegrasi," katanya.

Hal senada disampaikan oleh Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Kilang Balikpapan Ely Chandra Peranginangin. Dia mengatakan bahwa pembinaan terhadap kelompok telah dilakukan sejak tahun 2019 yang lalu.

"Konsep awal pengembangan masyarakat ini adalah bagaimana masyarakat dapat turut menjaga lingkungan dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non organik. Sampah-sampah organik kemudian dimanfaatkan sebagai media pengembangan lalat BSF," ujarnya.

Anggota kelompok Petratonik menurut Chandra saat ini sudah mampu membudidayakan BSF dengan baik. "Saat ini anggota kelompok telah dapat memproduksi rata-rata 23 kg maggot setiap bulannya," jelasnya.

Peningkatan produksi BSF terus dilakukan melalui pengembangan fasilitas pendukungnya. Saat ini sudah terdapat bangunan yang difungsikan sebagai tempat ruang produksi larva dan ruang perkembangbiakan BSF.

Hasil budidaya BSF ini dimanfaatkan kelompok untuk pakan campuran ternak ayam yang dikembangkan menjadi bagian terintegrasi dari program. "Anggota kelompok telah dapat menjual sejumlah 184 kg ayam pada panen sebelumnya," jelasnya.

Selain itu, kasgot telah dimanfaatkan sebagai campuran pupuk untuk tanaman sayuran organik. Sayuran yang dikembangkan adalah kacang panjang, kangkung dan telah dilakukan panen sebanyak 5 periode dengan berat 15 kg.

"Potensi pemanfaatan BSF yang lain adalah budidaya lele. Lele dipilih karena siklus panennya relatif pendek dan pasarnya cukup bagus," ujar Chandra.

Sementara itu, Ketua Kelompok Petratonik Rebu menyampaikan harapannya agar dengan adanya penambahan fasilitas ini, produksi BSF akan meningkat. "Mudah mudahan jauh lebih baik dan lebih besar hasil budidaya BSF-nya," harapnya.

Dia juga berharap budidaya lele yang diajarkan saat ini dapat berhasil dan nantinya dapat menambah pendapatan kelompok dan warga sekitarnya. *RU V

Share this post