YOGYAKARTA - Sebagai wujud kepedulian serta upaya melindungi satwa langka yang keberadaannya hampir punah akibat kasus perburuan liar, perdagangan dan pemeliharaan ilegal, Pertamina terus melakukan berbagai upaya dan perhatian lebih terhadap keberlangsungan satwa yang dilindungi.
Salah satu upaya nyata dari Pertamina adalah dengan dilakukannya Penandatanganan Perjanjian Kerja sama antara Marketing Operation Region IV wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah (BKSDA) yang dilaksanakan di Kantor Cabang Pertamina Yogyakarta pada Rabu (12/2).
Perjanjian kerjasama yang ditandatangani oleh Sonny Besar Indra F. selaku Fuel Terminal Manager Maos PT Pertamina (Persero) dengan Darmanto, SP., M.AP. selaku Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah menyepakati konservasi keanekaragaman hayati yang berada di Pantai Sodong dan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok Karangbenda Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Nantinya lokasi ini akan menjadi pusat sarana Konservasi dan Edukasi satu-satunya di Pantai Selatan Jawa Tengah, karena saat ini belum memiliki areal konservasi yang sesuai.
“Selain sebagai pelestarian satwa liar khususnya penyu lekang, trenggiling dan bubut jawa, kerjasama ini sebagai wujud bentuk penguatan fungsi dan konservasi keanekaragaman hayati dalam rangka mendukung pengelolaan kawasan dan pemberdayaan masyarakat desa”, ujar Sonny, melalui siaran persnya.
Ia menambahkan, selain sebagai pusat konservasi, lokasi ini diharapkan juga akan berfungsi sebagai pusat edukasi dan wisata yang diharapkan dapat melindungi populasi penyu lekang, trenggiling dan bubut jawa. Selain itu, juga dapat meningkatan pendapatan warga setempat karena memiliki lokasi wisata konservasi satwa langka.
Menurut Senior Officer CSR Pertamina MOR IV, Ujang Supriadi, saat ini Pertamina memiliki banyak program pelestarian keanekaragaman hayati yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia baik berupa pelestarian tanaman langka maupun hewan yang dilindungi. Program tersebut terdiri dari ex-situ maupun in-situ seperti hal-nya konservasi Elang Bondol di Pulau Kotok (Kepulauan Seribu), Macaca Nigra atau Monyet Berwarna Hitam asli Sulawesi Utara, Taman Kupu-Kupu Gita Persada di TBBM Panjang Lampung, dan program konservasi di wilayah lainnya yang tentunya berdampak kepada pemberdayaan ekonomi mandiri untuk masyarakat.*MOR IV