LHOKSEUMAWE, ACEH – PT Pertamina Patra Niaga melalui Integrated Terminal (IT) Lhokseumawe bersama Universitas Malikussaleh meluncurkan Program Edu Ekowisata Alam Reuleut, sebuah inisiatif berbasis pemberdayaan masyarakat yang menggabungkan pelestarian keanekaragaman hayati dengan edukasi lingkungan dan pengembangan ekonomi lokal.
Dalam kegiatan ini, sebanyak 500 tanaman anggrek dari berbagai jenis ditanam di lahan konservasi Universitas Malikussaleh, yang bertujuan sebagai pusat edukasi dan pelatihan bagi masyarakat, terutama dalam teknik budidaya anggrek.
Revi Mei Arisandi, Integrated Terminal Manager Lhokseumawe mengatakan, program ini dirancang untuk memberdayakan masyarakat setempat melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) agar berperan aktif dalam pelestarian alam. Diharapkan dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat, menciptakan dampak ekonomi yang berkelanjutan, sekaligus meningkatkan keterampilan dalam pelestarian lingkungan.
"Kami berharap program ini tidak hanya menjadi simbol pelestarian keanekaragaman hayati saja, tetapi juga bermanfaat secara ekonomi bagi masyarakat. Melalui pembinaan dalam teknik budidaya dan komersialisasi anggrek," ujar Revi, Kamis, 7 November 2024.
Kegiatan ini pun turut disambut baik oleh Dekan Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh, Baidhawi. Menurutnya, program ini memberikan edukasi praktis kepada mahasiswa dan masyarakat dalam menjaga keanekaragaman hayati dan menciptakan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
“Kami menyambut baik kerja sama ini karena tidak hanya melibatkan mahasiswa, tetapi juga membuka peluang bagi masyarakat sekitar untuk belajar dan berkontribusi langsung dalam pelestarian keanekaragaman hayati, serta mendapatkan manfaat ekonomi dari hasil budidaya anggrek,” jelasnya.
Di tempat terpisah, Susanto August Satria, Area Manager Comm, Rel & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menyampaikan, sebagai bagian dari program ini, IT Lhokseumawe juga memberikan pelatihan kepada anggota Pokdarwis yang terdiri dari masyarakat setempat mengenai teknik budidaya anggrek yang ramah lingkungan, termasuk penggunaan bioslurry sebagai pupuk organik, yang merupakan inovasi dari limbah biogas IT Lhokseumawe.
Inovasi ini sekaligus mendukung praktik pertanian berkelanjutan dan pengurangan emisi karbon.
"Program Edu Ekowisata Alam Reuleut ini merupakan komitmen Pertamina Patra Niaga Sumbagut dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 13 (Perubahan Iklim) dan SDG 15 (Perlindungan Ekosistem Darat)," tambah Satria.*SHC&T SUMBAGUT