Program Pantas Pentas Berhasil Turunkan Kasus Stunting

SAMBOJA - PT Pertamina EP sejak awal 2019 bersama Puskesmas Samboja aktif menjalankan Program Pantas Pentas (Pantang Anak Stunting, Penanggulangan Anak Stunting) untuk melakukan upaya intervensi kasus stunting di wilayah Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Hal tersebut berangkat dari proses screening yang dilakukan bertahap mulai 2018 akhir hingga awal 2019 di Kelurahan Sungai Seluang dan Margomulyo, hasilnya terdapat sebanyak 59 bayi dua tahun (baduta) mengalami stunting dari 415 baduta yang menjalani proses tersebut.

“Kami melibatkan Puskesmas Samboja, Lurah Sungai Seluang dan Margomulyo serta para kader posyandu yang direkrut,” kata Relation and Formalities Senior Staff PT Pertamina EP Asset 5 Sangasanga Field Aulia Arbiani.

Aulia menceritakan bahwa beberapa warga, khususnya wanita, direkrut untuk menjadi kader program Pantas Pentas. Setidaknya, ada 31 kader yang menjadi ujung tombak dalam program tersebut. Para kader juga dilengkapi instrumen pemantauan perkembangan kasus stunting berupa Kartu Pantas Pentas.

“Dari kartu itu dapat memantau perkembangan anak yang mengalami stunting,” jelas Aulia.

Lebih jauh lagi, lanjut Aulia, upaya menurunkan prevalensi stunting bukan soal mudah, sebab persoalan gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) dipengaruhi banyak faktor, mulai pola asuh, asupan gizi, imunisasi, hingga kesediaan sanitasi pada rumah tangga.

“Artinya, menyelesaikan masalah tersebut tidak bisa sendirian, kami berkolaborasi bersama kader kesehatan dan masyarakat. Untuk itu, kami beri pelatihan kepada para kader Pantas Pentas, seperti  pemberian kartu pemantauan hingga makanan fortifikasi untuk baduta,” jelas Aulia.

Selain itu, melakukan pendampingan Program Pusat Pemantauan Kader Sayang Ibu Hamil (Puspa Kasih) yang merupakan turunan dan kesatuan dari program Pantas Pentas.

“Para kader Pantas Pentas inilah sejatinya pahlawan program kami, mereka berjuang digaris terdepan, aktif mendatangi rumah warga untuk memberikan informasi, melakukan monitoring dan pendampingan. Perjuangan mereka takmudah, apalagi di tengah pandemi COVID-19,” tambah Aulia.

Program yang digagas sejak April 2019 itu, kata Aulia, mendapat sambutan baik dari masyarakat dan Pemerintah setempat karena Program Pantas Pentas menjadi solusi meningkatkan kualitas kesehatan balita dan masyarakat.

Keberhasilan program itu tidak lepas dari perjuangan para kader di lapangan yang selalu bersemangat dalam membuat nol kasus stanting. Salah satunya Kartika Eliza Damayanti, Lisa, sapaan akrabnya, mengaku menjadi kader Pentas merupakan panggilan hati. Dirinya ingin berperan terhadap peningkatan kesehatan di Kelurahan Sungai Seluang.

“Di daerah saya risiko stunting masih cukup tinggi. Jadi, saya ingin berperan untuk menurunkan angkanya atau bahkan sampai nol,” terang ibu tiga anak itu.

Menjadi kader bukan hal mudah, Lisa harus aktif turun ke masyarakat untuk menyosialisasikan dan membina warga. Mengingat, informasi tentang pemeriksaan rutin kehamilan, pentingnya ASI eksklusif, kebersihan lingkungan, pemeriksaan rutin bayi ke posyandu plus makanan bergizi jadi menu wajib masih kurang dipahami di masyarakat.

“Cuma butuh niat dan kesabaran. Tantangannya banyak, salah satu kami harus jalan kaki lantaran aksesnya takbisa dilewati motor. Tapi semua kami jalani dengan ikhlas demi angka stunting menjadi nol,” kata Lisa.

Kerja keras dan dedikasi Lisa bersama kader lainnya di Kelurahan Sungai Seluang akhirnya membuahkan hasil. Dari 59 anak yang punya risiko stunting, kini jumlahnya sudah menurun menjadi 21 anak.

“Alhamdulillah, mulai memperlihatkan hasil dari 59 kasus sudah turun menjadi 21 kasus. Target kami kasus stunting bisa terus ditekan sampai nol,” harapnya.

Lisa menceritakan, selama jadi kader, dirinya sempat menerima kunjungan dari Pejabat Kementerian Kesehatan untuk memberikan apresiasi kerja kader dan program yang digagas Pertamina EP dan Puskesmas Samboja tersebut.

Tentu hal itu menjadi kebanggan bagi para Kader Pantas Pentas, namun di antara semua itu, Lisa mengaku respon masyarakat selama menjalankan program itu lah yang paling berkesan dan membuatnya terus bersemangat. Tak jarang, warga menangis bahagia saat menerima bantuan susu, makanan tambahan bantuan dari Pertamina EP.

“Melihat penerima manfaat bahagia itu membuat saya semangat. Respon masyarakat itu yang membuat kami terharu dan kadang ikut meneteskan air mata. Kami juga semakin yakin bahwa program itu memang diperlukan warga,” haru Lisa.

Di lain tempat, Kepala Puskesmas Samboja Misran mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh PT Pertamina EP dengan program Pantas Pentas. Maklum saja, Puskesmas Samboja diakuinya mengalami kesulitan anggaran untuk mengintervensi kasus stunting.

“Peran Pertamina EP sangat kami apresiasi, bantuan tersebut sangat membantu meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat,” kata Misran.

Misran menambahkan bahwa bantuan berupa alat Antropometri Kit serta memfasilitasi sosialisasi dan pendampingan para kader Pantas Pentas dalam melakukan pemantauan ke masyarakat. Lalu, lebih dari itu, Pertamina EP juga rutin memberikan susu dan makanan tambahan sehat kepada warga.

“Program Pantas Pentas mulai membuahkan hasil. Intervensi yang dilakukan sukses mengurangi kasus stunting di Samboja sebanyak 38 kasus, hingga September 2020 jumlahnya menurun menjadi 21 kasus. Semoga Program itu terus berkelanjutan dan kasus stunting hilang,” tutup Misran. *PEP/HM

Share this post