JAKARTA - Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) mengajak wartawan dan Muspika mengikuti pelatihan Basic Life Support (bantuan hidup dasar), di Graha RSPP, lantai 12, Jakarta pada (20/9/2018). Hal ini dilakukan guna memasyarakatkan keahlian bantuan hidup dasar agar dapat menolong orang yang terkena henti jantung dan henti nafas.
"Basic Life Support atau Bantuan Hidup Dasar sangat perlu diketahui masyarakat, khususnya yang berprofesi dengan banyak orang. Tujuannya, jika ada yang mengalami kondisi darurat di tempat tugas atau di lingkungan masyarakat, mereka dapat bertindak sesuai dengan aturan kesehatan yang ada," jelas Direktur Utama RSPP Abdul Haris Tri Prasetyo.
dr. Raymos Hutapea, MKK, So.OK yang memberikan materi pada kesempatan itu mengungkapkan. dari tahun 2000 hingga kini kasus serangan jantung menduduki peringkat pertama.
"Kasus henti nafas dan henti jantung paling sering terjadi, penanganan hanya dibawah 4 menit. Maka dari itu masyarakat awam harus meningkatkan kesadarannya menjadi masyarakat awam terlatih dalam Bantuan Hidup Dasar." ungkap Raymos Hutapea.
Kepala Unit Rawat Inap RSPP Sabar, SKep, Ners. yang juga bertindak sebagai instruktur Bantuan Hidup Dasar menyampaikan 3 instruksi dasar dalam menangani kasus henti jantung dan henti nafas, ini bertujuan agar masyarakat awam dapat menyelamatkan nyawa korban henti jantung dan nafas.
"Yang perlu diingat ialah Pak - Minta tolong - Pijat. Pak untuk pemeriksaan awal dan lakukan test kesadaran untuk melihat respon korban. Minta tolong orang sekitar untuk segera menelpon 119 / 112 call center Unit Gawat Darurat, dan Pijat yakni memompa (genjot) jantung untuk menghantarkan oksigen ke otak. Setelahnya lakukan evaluasi, jika belum Ada respon lakukan secara berulang hingga bantuan tiba," jelas Sabar.•HARI/ft ADITYO