RU IV Beri Bekal Keterampilan Menjahit untuk Ibu Rumah Tangga di Kabupaten Cilacap

CILACAP – Seorang wanita/ibu memiliki peran yang sen­tral di dalam sebuah ke­luarga. Selain harus mengu­rus keluarga seorang ibu juga harus memiliki ke­terampilan yang dapat membantu perekonomian keluarga terlebih dengan dimulainya Masyarakat Eko­nomi Asean (MEA) di tahun 2016 ini dimana masyarakat harus dapat bersaing de­ngan pekerja dari negara ne­gara Asia lain yang akan masuk di Indonesia.

 

Hal ini diungkapkan oleh General Affairs Ma­nager Refinery Unit IV dalam sambutannya yang di­ba­cakan oleh Senior Supervisor Corporate Social Responsibility (CSR) RU IV Cilacap Erafini Darma  pa­da saat mengawali dilak­sanakannya pelatihan men­jahit dan bordir bagi ibu ru­mah tangga di aula Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Cilacap, (11/1).

 

Di hadapan 25 pe­serta pelatihan dan se­jum­lah staf BLKI, Erafini me­nyampaikan bahwa pe­latihan ini diberikan ke­pada ibu rumah tangga yang su­dah tergabung sebagai mitra binaan CSR RU IV Cilacap sehingga mam­pu menciptakan pro­duk yang lebih beragam dan berkualitas sehingga dapat meningkatkan pere­konomian keluarganya. Di­sampaikannya bahwa selain memberikan bantuan biaya pelatihan, RU IV juga memberikan bantuan 10 buah mesin jahit dan per­­lengkapan jahit untuk ke­lom­pok mitra binaan. “Pe­nyerahan bantuan ini te­lah diseremonialkan oleh Ge­neral Manager RU IV dan Bupati Cilacap pada 31 Desember 2015,” ujarnya.

 

Pada kesempatan yang sama Kepala BLKI Ci­­lacap Ir. Surjo Hadiono Mh menyampaikan pe­la­tihan berlangsung se­la­ma 320 jam, mulai dari pe­rencanaan, pemilihan bahan, pengukuran, pemotongan ba­han, menjahit hingga mem­­bordir. “Saya berharap seluruh peserta dapat meng­­ikuti pelatihan dengan baik sehingga ilmu yang di­­dapatkan nantinya da­pat dikembangkan untuk wi­­rausaha dan dapat ber­­manfaat bagi pri­badi, ke­luar­ga maupun ma­sya­rakat,” imbuhnya.

 

“Terima kasih kepada Pertamina yang sudah mem­berikan pelatihan menjahit dan membordir sehingga ke­­­terampilan kami semakin bertambah. Selama ini kami belajar secara otodidak untuk menjahit kain perca menjadi pro­duk yang memiliki nilai eko­nomis,” ujar Tiwi, salah satu peserta.• Aji–RU IV

Share this post