CILACAP - Serikat Pekerja Pertamina Patra Wijayakusuma (SPP PWK) PT Pertamina Refinery Unit (RU) IV Cilacap memberikan sarana Wifi gratis bagi anak-anak sekolah guna memenuhi kebutuhan internet sebagai sarana belajar sistem daring di masa pandemi COVID-19.
Bantuan sekaligus pemasangan 2 paket Wifi dilakukan di 2 titik, yakni Masjid Al- Furqon dan Masjid Nurul Huda, Desa Ujung Alang, Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, pada Sabtu, 26 September 2020, diserahkan langsung oleh Ketua SPP PWK Titok Dalimunthe kepada Sekretaris Desa (Sekdes) Kustoro, disaksikan pengurus dan anggota SPP PWK serta pengurus Masjid.
Ujung Alang adalah satu dari empat desa di Kecamatan Kampung Laut Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, yang 85 persen wilayahnya merupakan perairan. Desa tersebut bisa dikatakan remote area (daerah terpencil), walaupun tidak begitu jauh dari ibukota Kabupaten Cilacap, yang letaknya dipisahkan oleh Laguna Segara Anakan.
Sayangnya, menurut Kustoro, berkembangnya Kota Cilacap berbanding terbalik dengan Kecamatan Kampung Laut. Misalnya, ketika Kecamatan lain sudah menikmati fasilitas internet dengan lancar, penduduk Kampung Laut sama sekali belum memiliki jaringan seluler. “Dulu warga harus naik ke Jembatan Apung untuk mendapatkan sinyal, itupun terbatas,” katanya menerawang.
Menurut Titok, tidak dipungkiri internet memang sudah menjadi kebutuhan bagi semua kalangan, apalagi di saat pandemi Covid-19 yang banyak kegiatannya dilakukan secara online termasuk proses belajar-mengajar. "Melalui fasilitas Wifi gratis yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk belajar agar pendidikan anak-anak tidak terganggu di masa pandemi ini," ujarnya.
Pemasangan wifi di masjid, menurut Titok, juga bukan tanpa alasan. "Supaya membiasakan anak-anak gemar berkumpul di masjid,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Kustoro mengatakan, faktor lain kesulitan mengikuti pembelajaran jarak jauh adalah keterbatasan biaya untuk membeli kuota internet.
“Alhamdulillah, Bantuan Wifi dari Pertamina melalui SPP PWK tentu sangat bermanfaat. Akan kami atur waktu penggunaannya agar dapat efektif sebagai sarana belajar,” tutup Kustoro. *RU IV/HM