Sorghum untuk Ketahanan Pangan dan Energi Terbarukan

ShorgumATAMBUA – Panen raya Sor­ghum di desa Nekasa Kecamatan Tasefeto Barat, Atambua, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur, dihadiri Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dan Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan dan Direktur Askes Fahmi Idris, Sabtu (24/8). Sor­ghum ditanam sejak Januari 2013 di lahan seluas 200 hektar, yang akan dimanfaatkan sebagai kebutuhan pangan dan energi.


Tanaman sorghum (sejenis gandum) dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Bisa meningkatkan ketahanan pangan, karena bijinya dapat dijadikan pengganti beras, atau diolah menjadi tepung untuk berbagai keperluan bahan pangan. Selain itu, sorghum juga bisa dijadikan bahan bakar alternatif, bioethanol.


“Jadi 200 hektare ini bisa mencukupi 1.000 lebih kebutuhan pangan rumah tangga di Atambua, orang Atambua tidak perlu lagi konsumsi nasi karena padi sulit tumbuh di Atambua, begitu juga jagung, sementara sor­ghum dapat tumbuh subur,” ujar Dahlan di sela panen sor­ghum di Atambua.


Tidak hanya pangan, batang sor­ghum yang diperas bisa dijadikan gula dan bioethanol. “Batang sor­ghum diperas airnya bisa menjadi gula walau tidak semanis gula, bisa juga dijadikan bioethanol, dan bisa mencukupi kebutuhan bahan bakar 1.000 rumah tangga. Sementara batang sisa olahan bisa digunakan untuk pakan ternak,” ucap Dahlan.


Selain panen raya, Dahlan juga meninjau peternakan sapi masyarakat Atambua, yang mendapat bantuan dari Pertamina. Sejak Desember 2012, Pertamina melaksanakan program MP3D (Mitra Pertamina Penggerak Pembangunan Desa) Program yang dikhususkan untuk membangun desa tertinggal, perbatasan dan pasca konflik.


Sasaran lokasi tersebut ditujukan untuk meningkatkan IPM (Indeks Pembangunan Manusia) di bidang ekonomi, kesehatan,pendidikan dan lingkungan. Melalui semangat pemberdayaan maka dilakukan kerja sama dengan dosen-dosen pengabdi masyarakat di Perguruan Tinggi yang tergabung dalam Flipmas (Forum Layanan Iptek untuk masyarakat).


Program kemitraan yang dibentuk di NTT tersebut menggandeng para sarjana S1/D3 dari daerah setempat yang diseleksi serta direkrut kemudian ditempatkan serta tinggal di lokasi desa binaan. Hingga tahun 2013 total nilai bantuan yang disalurkan Pertamina sebesar Rp 15 miliar untuk 25 desa di 4 kabupaten di Nusa Tenggara Timur.


Kegiatan yang dilakukan berupa pelatihan untuk petani, peternak, nelayan, hingga pembangunan dan pemberian fasilitas pendukung kegiatan pelatihan dan fasilitas umum. Di antaranya posyandu, PAUD, bibit ikan, benih padi bersertifikat, penangkaran instalasi biogas, perpustakaan, rumah bersalin, dan lainnya.• Marlodieka W/DSU

Share this post