Suheri, Sukses Setelah Bertemu Pertamina

7-MOR1-abon LeleTak ingin terus menerus jadi karyawan, Suheri  memilih putar haluan, menjadi pengusaha.  Lepas bekerja di salah satu bank Swasta di Kota Bandung,  berbagai usaha dicoba  pria ini. Mulai dagang jeruk dari Sumatera - Jawa, broker developer,  travel agent dan pupuk organik. Hingga pada  2010 Suheri bertemu pilihan yang sampai kini ditekuni yakni abon lele.

 

 “Setelah terus mencoba, akhirnya datang  ide kenapa tidak buat usaha yang belum dibuat orang dengan bahan yang tidak sulit dan modal terjangkau. Kita putuskan membuat abon lele ini,” urai pemilik usaha abon lele Shakira Food  ketika ditemui di homebase-nya Jalan Gotong Royong, Bukit Jengkol, Kabupaten Langkat pekan lalu.

 

Seperti diketahui, nilai gizi ikan lele termasuk tinggi dan baik untuk kesehatan karena tergolong makanan dengan kandungan lemak yang relatif rendah dan mineral yang  tinggi. Dalam setiap 100 gram, kandungan lemak ikan ini hanya dua gram, jauh lebih rendah dibandingkan dengan daging sapi (14 gram), apalagi daging ayam (25 gram). Selain kaya zat gizi, lele juga membantu pertumbuhan janin dalam kandungan dan sangat baik bagi jantung karena rendah lemak.

 

Layaknya  memulai usaha, abon lele Shakira Food  juga mengalami pasang surut. Mulai dari keterbatasan modal, sulitnya bahan diperoleh hingga lemahnya pemasaran. Namun, dengan optimistis,  perlahan tapi pasti, usaha abon tetap dijalankan sampai akhirnya bertemu Pertamina. Ia pun mengajukan diri menjadi mitra binaan Pertamina untuk mendapatkan bantuan modal lewat cicilan yang dirasakan cukup membantu pelaku usaha kecil, pada tahun 2014 lalu.

 

Geliatnya pun mulai dirasakan. Suheri pun diajak untuk mengikuti berbagai kegiatan pameran yang disponsori  Pertamina ini.  Kini produk abon lele terus berkembang dari 2 varian sekarang sudah menembus  4 varian yakni rasa pedas, manis, lele teri medan dan lele kentang. Apalagi kini produk Shakira Food sudah disertifikasi kehalalannya serta standar lainnya yang ditetapkan pemerintah. Tak lama lagi, abon lele Shakira Food segera launching internasional.

 

Pria berusia 52 tahun ini bercerita, apa yang telah dicapainya sekarang tak lepas dari kerja keras serta keuletan, mulai dari promosi dari satu supermarket ke swalayan lain dan membentuk kerja sama. Baik yang bersifat konsinyasi ataupun lainnya.  Hasilnya, omzet yang diperoleh menapak ke arah positif.  Sebulan, produksi kini mencapai  1.600 bungkus dikerjakan 10 karyawan.

 

 “Kita harus lebih gencar lagi berinovasi agar produk ini semakin dikenal.  Dan, semoga abon tidak lagi menjadi pendamping makanan namun mampu menjadi kebutuhan utama,” ujar Suheri yang juga  sudah memiliki manejer marketing maupun sales promotion girl di Medan.

 

Hambatan bahan baku, menurut dia, seiring berjalannya waktu akan tergerus jika usaha tersebut lancar. Apalagi setelah mendapatkan suntikan modal dari Pertamina yang dipergunakan untuk pengadaan mesin pengolah. Soalnya, hingga kini bahan baku (ikan lele) lebih banyak order dari Medan daripada daerah asal (Langkat). Karenanya, sempat beralih ke ikan gembung kuring bahkan tuna dari Kabupaten Batubara akibat kosongnya bahan diinginkan yakni 1 kg/ekor lele. Sebab jarang peternak lele mau membesarkan ikannya sampai 1 kg.

 

Ayah satu putri ini tak memungkiri, bantuan modal Pertamina merupakan yang pertama dia peroleh. Dan dirasakan cukup membantu, dalam memenuhi kebutuhan operasional.•MOR I

Share this post