Di Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, nama Suraidah alias Ibu Bidan tidak asing di telinga masyarakat setempat. Walaupun bukan warga asli daerah tersebut, Suraidah memiliki jiwa sosial yang tinggi. Ia meninggalkan area nyaman yang mungkin diimpikan oleh sebagian besar orang seusianya. Dia rela menanggalkan profesinya sebagai dosen PNS di Makassar, lalu hijrah ke Nunukan memulai segalanya dari nol.
Sambil membuka praktik kebidanan yang memang menjadi keahliannya, Suraidah juga membuka Tempat Penitipan Anak dan Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) untuk anak-anak sekitar tempat tinggalnya. Saat ini, kegiatan tersebut bermetamorfosis menjadi PAUD.
Namun, perkembangan hal itu belum membuatnya puas. Dia masih resah melihat dan mendengar berbagai persoalan yang ada di sekitarnya, termasuk berbagai persoalan sosial yang ada di Sebatik. Suraidah kemudian memutuskan untuk hijrah dari Nunukan ke pulau yang berbatasan langsung dengan Malaysia tersebut untuk memulai pengabdiannya dari nol lagi. Lembaga pendidikan yang ada di pulau Nunukan, diserahkan pengelolaannya kepada puteri semata wayangnya, Rahmah.