Dipandang sebelah mata tak membuat Usup patah arang. Bapak dari tiga anak ini justru semakin memacu semangatnya serta merasa semakin tertantang untuk membuktikan kepada warga di desanya bahwa budidaya rumput laut tak kalah menjanjikan dibanding ikan bandeng ataupun udang windu.
Metode polikultur bisa dikatakan efektif untuk diterapkan, terlebih bagi yang memiliki kendala modal maupun lahan tambak. Para petani tambak tidak perlu mengeluarkan modal ekstra untuk memberikan pakan buatan kepada ikan bandeng maupun udang, karena rumput laut sudah menyediakan pakan alami berupa kelekap ataupun lumut yang tumbuh di antara vegetasi rumput laut itu sendiri. Jika ikan bandeng maupun udang harus melalui proses pembibitan kembali pasca panen, rumput laut tidak perlu lantaran sisa-sisa patahan yang tersisa didasar kolam tambak akan kembali tumbuh.
Rumput laut juga lebih produktif dibanding komoditas lainnya. Jika ikan bandeng maupun udang windu dipanen setiap enam bulan sekali, rumput laut dapat dipanen setiap dua bulan sekali.
Menurutnya pendapatan per hektar tambak rumput laut sebesar Rp 5 juta per dua bulan dan bandeng Rp 5 juta per enam bulan. Sedangkan harga udang windu fluktuatif di pasaran, antara Rp 1-3 juta per hektar pasca musim hujan.