Tekan Abrasi, Kilang Dumai Lakukan Konservasi Mangrove

DUMAI, RIAU -- Meningkatnya suhu global dan emisi gas karbon, kerusakan biodiversitas, hingga kenaikan permukaan air laut yang telah merusak wilayah pesisir pantai. Selain mengganggu keseimbangan ekosistem alam, hal tersebut juga telah berdampak pada kelangsungan hidup dan perekonomian masyarakat.

Untuk itu, berbagai komponen masyarakat berupaya untuk menjaga kelestarian alam dan lingkungan adalah dengan melakukan konservasi. Salah satunya, seperti yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) Unit Dumai.

Berada di daerah yang dekat dengan pesisir laut dan pantai yang rawan terhadap bencana banjir dan abrasi, PT KPI Kilang Dumai dan Sungai Pakning telah memberikan perhatian khusus terhadap kondisi wilayah tersebut dengan melakukan konservasi dan revitalisasi mangrove, khususnya yang ada di sekitar wilayah operasi perusahaan.

“Upaya ini kami lakukan sebagai langkah strategis menjaga kelestarian alam dan lingkungan, khususnya persoalan abrasi pantai baik di wilayah Dumai maupun Desa Pangkalan Jambi, Kabupaten Bengkalis yang dekat dengan wilayah operasi Sungai Pakning,” kata Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Kilang Dumai, Agustiawan.

Dikatakan oleh Agustiawan, berbagai upaya konservasi dan revitalisasi mangrove pada wilayah operasi PT KPI Kilang Sungai Pakning dilakukan lewat berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Salah satunya dengan mengembangkan program kawasan ekowisata mangrove sekaligus perlindungan biodiversity mangrove, yakni Mangrove Education Center. Selain turut membantu pencegahan abrasi, program tersebut juga menjadi sarana edukasi bagi masyarakat karena penyediaan pusat informasi pendidikan mangrove.

Pada kawasan Mangrove Desa Pangkalan Jambi, terdapat 30 keanekaragaman hayati seperti Acacia auriculiformis (akasia), acrostichum speciosum (pakis bakau), hingga rhizopora apiculata (bakau kacang). Selain itu juga terdapat sekitar 41 jenis burung, 5 jenis mamalia, dan jenis hewan lainnya.

Melalui program tersebut pula, Kilang Pertamina Sungai Pakning juga sukses melakukan pemberdayaan ekonomi kelompok masyarakat dengan berinovasi mengolah buah mangrove menjadi berbagai produk olahan makanan, seperti dodol, sirup, dan snack.

Hingga saat ini, PT KPI Kilang Pakning telah berhasil melakukan konservasi lahan sebanyak 4 Ha, melakukan penanaman 20 ribu bibit mangrove, serta menghentikan abrasi dan penambahan sedimen seluas 2 Ha dengan inovasi berupa Triangle Mangrove Barrier (Trimba) dengan memasang Alat Pemecah Ombak (APO) dengan bahan kayu nibung.

Lewat program TJSL, PT KPI Kilang Sungai Pakning juga kelompok masyarakat binaan Kelompok Berkah Jaya Bersama yang menerapkan praktik konservasi mangrove juga memiliki inovasi dalam hal pengolahan dan budidaya hasil laut. Dengan teknologi Adaptable Pool with Auto Water Rotation(A-Pawon), yakni inovasi yang mengadaptasi ikan nila dengan air asin. Atas keberhasilan inovasi program konservasi tersebut, PT KPI Kilang Sungai Pakning berhasil meraih berbagai penghargaan nasional dan internasional, termasuk PROPER Emas dari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sementara itu, Agustiawan juga menyebutkan bahwa pada unit operasinya di Kilang Dumai, perusahaan penyedia energi nasional tersebut juga melakukan hal serupa. Dalam mewujudkan Net Zero Emission dan Biodiversity, PT KPI Kilang Dumai telah melakukan penanaman mangrove lebih dari 5.000 bibit mangrove di Kota Dumai. Hal tersebut juga merupakan salah satu wujud konservasi alam nasional yang dilakukan oleh Kilang Pertamina Dumai.

Bersama Universitas Riau, pada 21 Agustus 2023, PT KPI Kilang Dumai telah melakukan penanaman 7.800 bibit mangrove di Kawasan Mangrove Kampus UNRI Purnama, Dumai.

Pada perayaan Hari Konservasi Alam Nasional 2024, Agustiawan menyebutkan, sebagai perusahaan dengan tata kelola yang baik, PT KPI Kilang Dumai belum lama ini juga terlibat aktif dalam pelaksanaan konservasi dan revitalisasi mangrove di sekitar kawasan pesisir Pantai Jaboi, Sabang, Aceh dengan penanaman sebanyak 3.000 berbagai varietas bibit mangrove yang bertujuan untuk menjaga ekosistem perairan laut dan masyarakat dari dampak abrasi sekitar kawasan tersebut.

“Upaya tersebut juga menjadi langkah kilang Dumai dan Sungai Pakning terus memberikan kontribusi positif lewat program-program CSR terhadap pembangunan dan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan serta berdampak bagi masyarakat,” tutup Agustiawan.*SHR&P DUMAI

Share this post