Desa Tambaksari, Kecamatan Tirtajaya, Kabupaten Karawang memang tak jauh dari pusat Ibu Kota Jakarta. Jaraknya hanya 73,2 km. Di desa tersebut, masih banyak warga berprofesi sebagai petani tambak atau nelayan. Maklum, daerah tersebut memang berada di pesisir pantai.
Salah satu warga desa tersebut, Usup Supriatna, gelisah. Sebagai petani tambak ikan air payau, ia merasa kehidupannya tidak berkembang. Setiap hari ia hanya berjibaku dengan tambak yang menghasilkan ikan bandeng.
Atas saran seorang rekan, ia mengubah tambak satu jenis komoditas (monokultur) tersebut menjadi tambak polikultur (campuran). Di petakan tambak polikultur yang dimilikinya, Usup membudidayakan udang windu dan ikan bandeng. Hasilnya memuaskan, tapi biaya yang keluar untuk pakan dan pemeliharaan tambak juga lumayan banyak.