‘Demam Move On’ ke Energi Berkualitas Menular di Jambi

JAMBI – Sumatera Bagian Selatan dilanda demam move on. Kali ini, demam ‘menyerang’ mahasiswa dan komunitas otomotif, di antaranya MX Rider Community dan ROC Chapter Jambi. Mereka saling berbagi pengalaman move on ke energi berkualitas, pada (2/11/2018).

Riski Cahaya Nengrum, mahasiswa yang sehari-harinya menggunakan mobil dengan antusias menyatakan sudah pakai Pertalite. Buat Riski, merawat mobil tidak cuma rajin dibawa ke bengkel, tapi juga ‘minum’nya harus yang sehat.

“Move on lah! Dulu aku pernah pakai Premium, ngerasain sendiri kasar mesinnya makanya aku pindah pakai Pertalite. Menurut aku, Pertalite masih terjangkau kok apalagi untuk kualitas yang lebih baik buat mobil aku. Pakai yang sesuai lah,” kata Riski.

Rojali, anggota ROC Chapter Jambi, komunitas motor gede juga tahu persis pentingnya bahan bakar, penggunaan oli, dan spare part mesin yang asli dan berkualitas. “Tidak bisa main-main untuk mesin. Saya datang ke sini supaya lebih paham tentang energi berkualitas, yang tepat buat motor saya,” ungkapnya.

Pengalaman mereka diperkuat dengan pernyataan Sutikna dari Workshop Head Agung Toyota Motor, Astra Jambi. “Untuk BBM, yang penting perhatikan angka oktannya, atau biasa disebut Research Octane Number (RON). Itu sangat penting karena berhubungan dengan pembakaran di mesin,” ujarnya.

Makin cocok RON dengan kompresi mesin, makin irit BBM yang diperlukan mesin untuk mencapai pembakaran yang sempurna, mesin lebih terawat. Jika RON tidak sesuai, akan meninggalkan endapan di busi.

“Gampangnya, kalau RON tidak sesuai, pelan-pelan akan merusak mesin. Coba baca lagi buku panduannya atau ditutup tangki bensin di mobil ada petunjuk RON minimalnya,” tambah Sutikna.

Pernyataan Sutikna ini diperkuat oleh Insinyur Nazarudin, dosen dan peneliti di Universitas Jambi. Selain lebih baik untuk diri sendiri karena merawat mobil, penggunaan energi berkualitas juga membantu mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan kendaraan.

“Makin tinggi RON, makin baik emisi gas buangnya, karena kadar sulfurnya rendah. Jadi secara tidak langsung berkontribusi juga untuk lingkungan kita dan orang lain. Ayo, milenial harus cerdas memilih,” tutup Nazarudin.•MOR II

Share this post