JAKARTA- PT Pertamina (Persero) menyelenggarakan silaturahmi dan buka puasa bersama dengan redaktur media masa nasional di Hotel Fairmont, Jakarta (28/5/2018). Acara ini dihadiri oleh Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam dan jajaran manajemen Pertamina.
Dalam kesempatan tersebut, Syamsu Alam membuka forum diskusi bersama para redaktur media nasional dengan membahas Peran Direktorat Hulu dalam Ketahanan Energi Nasional.
Syamsu Alam mengungkapkan, dalam menghadapi fenomena Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity (VUCA), kemampuan adaptasi menjadi kunci dalam menghadapi perubahan yang sangat cepat di industri migas. Untuk itulah, Pertamina mencanangkan 8 program prioritas world class company.
"Salah satu dari 8 program prioritas tersebut adalah upstream growth. Aspirasi hulu tahun 2030 target pertumbuhan produksi hulu sebesar 9%, dengan target 2030 sebesar 2.137 MBOEPD, target produksi minyak sebesar 1.040 MBOPD, dan target kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1267 MW," tutur Alam.
Sementara itu, Meidawati selaku Senior Vice President Upstream Strategic Planning and Performance Evaluation Direktorat Hulu memaparkan, tahun 2018 hulu menargetkan investasi sebesar USD 3,3 miliar dengan fokus realisasi kepada pengembangan lapangan Jambaran Tiung Biru, alih kelola Blok Mahakam, dan pengembangan geothermal.
Pertamina sebagai wadah ketahanan energi nasional terus berupaya meningkatkan produksi dengan aktif melakukan kegiatan eksplorasi. "Seperti pada tahun 2018, sebanyak 6 sumur berhasil dieksplorasi di PEP, PHE, dan PGE. Kemudian 40 MMBOE temuan sumber daya 2C dari PHE (Sumur Merakes-2 kerha sana PHE dab ENI)", jelas Ricardo Perdana Yudantoro, Senior Vice President Eksploration.
Dalam upaya mewujudkan ketahanan energi nasional itulah, media juga memiliki peran penting untuk mendukung tujuan tersebut.
"Berbicara ketahanan energi akan sangat riskan jika kita memiliki mindset bahwa kita masih kaya dalam hal cadangan minyak untuk roadmap ketahanan energi. Menurut data SKK Migas cadangan energi kita hanya 3,5 miliar dari 1.800 milyar cadangan dunia. Apakah itu kaya? Kita harus berusaha memberikan pengertian kepada masyarakat tentang hal ini. Masyarakat perlu mengetahui informasi riil mengenai cadangan energi untuk anak cucu kita di masa depan. Di sinilah peran media mengedukasi masyarakat. Jadi mari kita bersinergi dan beritakan informasi yang akurat demi ketahanan energi di masa depan," pungkas Alam. *INDAH