JAKARTA- PT Pertamina EP Cepu (PEPC) mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di lantai 5, Kantor Pusat Pertamina EP Cepu, Jakarta, pada Rabu (21/3/2018). RUPS dihadiri oleh Direktur Hulu PT Pertamina (Persero) Syamsu Alam selaku proxy/pemegang saham mayoritas PEPC, Direktur Keuangan dan Investasi PT Pertamina PEDEVE Indonesia Muhammad Suryohadi selaku pemegang saham minoritas, Ardhy N.Mokobombang selaku Komisaris Utama PEPC, Meidawati, Toto Nugroho P., Iwan Faidi selaku Komisaris PEPC, Jamsaton Nababan selaku Direktur Utama PEPC, Desandri selaku Direktur Biusiness Support PEPC, tim dari SJV Pertamina (Persero), notaris dan tim hukum.
Dalam kesempatan tersebut, Jamsaton Nababan mengungkapkan, tahun buku 2017, PEPC berhasil membukukan laba bersih sebesar US$ 662,2 juta atau meningkat 197% dibandingkan dengan laba tahun 2016 sebesar US$ 222,7 juta. Hal tersebut menjadi milestone terbesar bagi PEPC sehingga menjadikan PEPC sebagai penyumbang laba terbesar pertama di lingkungan Anak Perusahaan Hulu (APH).
"Tahun 2017, kinerja PEPC sangat bagus. Perusahaan juga mendapatkan point kesehatan AAA, point tertinggi untuk kesehatan perusahaan. Ini semua merupakan prestasi yang dapat mendorong semangat insan PEPC untuk menjadi lebih baik lagi di tahun 2018," tutur Jamsaton.
Selain itu, PEPC juga berhasil meningkatkan produksi minyak Lapangan Banyu Urip dari rata-rata produksi tahun 2016 sebesar 171.107 BOPD menjadi 203.521 BOPD rata-rata produksi tahun 2017.
Adapun fokus utama PEPC di tahun 2018 ini ialah pencapaian target produksi Lapangan Banyu Urip dan Pelaksanaan Proyek Pengembangan Gas Lapangan Unitisasi Jambaran Tiung Biru, terutama untuk EPC Gas Processing Facilities (GPF).
Menurut Jamsaton, kinerja tahun lalu bisa menjadi acuan agar untuk dapat mempertahankan dan meningkat prestasi tersebut. "Ini adalah tantangan kita bersama. Bukan hanya produksi saja, tetapi juga masalah lifting karena kita hanya memiliki satu lifting point di Gagak Rimang. Dengan lifting activies meningkat, risikonya juga meningkat, misalnya cuaca buruk," ungkapnya .
Tantangan kedua ialah proyek JTB untuk bisa on-stream tahun 2021 dan dapat menjaga nilai ekonominya serta memenuhi kebutuhan Gas Industri di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
"Harapan saya PEPC akan bekerja lebih keras lagi, semakin solid. Kita bekerja saling bahu membahu. Sehingga target target dari persero ke PEPC bisa tercapai, kita bisa menyumbang kepada Persero semaksimal mungkin," tutupnya.*INDAH/ft.ADITYO