JAKARTA -- Pertamina EP Cepu (PEPC) mencatat pencapaian terbaiknya sepanjang tahun 2019. Dimulai dengan PEPC yang kembali menjadi penyumbang laba terbesar di lingkungan anak perusahaan Pertamina dengan nilai USD849,5 juta dari total revenue sebesar USD1.803,96 juta. Pencapaian laba PEPC tahun 2019 tersebut naik sebesar 0,75% dari pencapaian laba tahun 2018 yang nilainya USD843,1 juta.
Selain membukukan laba terbesar dari realisasi produksi PEPC di tahun 2019, Lapangan Banyu Urip tercatat mampu mencapai realisasi lifting hingga 102% dari target. Lapangan Banyu Urip yang menyumbang lebih dari 25% produksi minyak nasional telah melampaui target produksi 2019 dengan rata- rata-rata produksi 217,6 MBOPD.
Untuk Lapangan Kedung Keris yang sudah on stream pada 22 November 2019 turut menyumbang tambahan produksi minyak nasional sebesar 5.000 BOPD yang dapat ditingkatkan menjadi 10.000 BOPD pada saat produksi puncak.
Sedangkan progress proyek JTB itu sendiri secara overall pada akhir 2019 telah mencapai 50,05% (dari aspek Land Acquisition, Early Civil Works, EPC Gas Processing Facilities dan Drilling).
Pencapaian HSSE Performance tahun 2019 dengan perolehan 7.082.275 jam kerja selamat telah membawa PEPC meraih penghargaan Zero Accident Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dari Gubernur Jawa Timur dan Juara III HSSE Performance dalam acara SKK Migas K3LL Award.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen PT Pertamina EP Cepu (PEPC) untuk selalu mengutamakan aspek HSSE Excellence dalam menyelesaikan proyek JTB sebagaimana yang selalu disampaikan oleh Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC), Jamsaton Nababan, bahwa tangan kiri adalah HSSE dan tangan kanan adalah risk management.
Jamsaton menyatakan bahwa PEPC optimis mampu menyelesaikan proyek strategis nasional ini dengan tepat waktu dan teknis yang tepat.
“Saya sangat happy dengan pencapaian yang dicapai oleh PEPC dalam kinerja 2019. Ini membuktikan kesungguhan dan kerja keras serta komitmen yang tinggi dari seluruh tim dalam memberikan kontribusi yang nyata bagi proyek dan perusahaan. Saya sangat mengapresiasi kinerja yang diberikan oleh para pekerja PEPC dan juga para stakeholders yang selama ini ada untuk mendukung PEPC,” ujar Jamsaton.
Menurutnya, yang cukup mengejutkan, PEPC berhasil memenangkan penghargaan internasional, yaitu Project Finance International (PFI) Award untuk Asia Pacific Oil & Gas Deal of the Year Jambaran – Tiung Biru yang diserahkan di London pada 5 Februari 2020.
"Ini merupakan sebuah kehormatan sekaligus bentuk penghargaan kepada kami dari aspek project financing yang kita lakukan untuk Proyek JTB. Ibu Nicke Widyawati selaku Direktur Utama PT Pertamina (Persero) turut hadir untuk menerima penghargaan tersebut," imbuhnya.
Penghargaan tersebut menambahkan deretan capaian yang didapat PEPC sepanjang tahun 2019 yaitu PEPC menerima Sertifikat ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) dari Badan Sertifikasi TUV Nord Indonesia. Sertifikat ISO 37001:2016 ini menjadi tambahan Prestasi bagi PEPC sebagai yang Entitas Bisnis Pertama di Pertamina yang mendapatkannya. Dan menurut Jamsaton, sebagai upaya pencapaian Visi menjadi Perusahaan Migas Nasional Kelas Dunia PEPC akan melakukan sertifikasi ISO 9001, 14001 dan 45001 di tahun 2020.
Selain kinerja operasional yang baik, PEPC juga melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui Program Budidaya Ayam Petelur yang berhasil mengantarkan PEPC menjadi The Best Implementation of Community Involvement & Development (CID) Green Category di ajang Annual Pertamina Subsidiary Award 2019. Dalam ajang yang sama PEPC juga berhasil meraih Best Upstream EBITDA Growth dan Best Upstream Company’s Soundness Level.
Jamsaton Nababan optimistis tahun ini PEPC akan bekerja lebih baik. Ia juga yakin pekerja PEPC dapat mencapai target kinerja yang lebih baik.*PEPC