PT Pertamina Geothermal Energy dan Digitalisasi Panas Bumi Indonesia

JAKARTA – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) memperingati hari ulang tahunnya yang ke-13. Perusahaan terus berinovasi dan berkembang melalui acara digitalisasi. Digital Expo PT Pertamina Geothermal Energy 2019 ini diselenggarakan di XXI Ballroom Djakarta Theatre, Kamis (12/12).

Direktur Utama PGE Ali Mundakir menjelaskan, digitalisasi di PGE sangat penting dan perusahaan terus melakukan inovasi digital. Melalui Digitalisasi, semua pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan cepat.

“Perubahan menjadi serba digital sudah kami lakukan empat tahun belakangan. Proses digital juga dilakukan oleh internal PGE serta inovasi dari pekerja membuat kinerja kami lebih efisien,” ujar Ali.

Ali menjelaskan sudah ada inovasi digital yang diterapkan oleh PGE yaitu SAMS, aplikasi Seamless Asset Management System untuk membuat kinerja dan monitoring terlaporkan secara langsung melalui aplikasi yang paperless.

“PGE akan terus mendorong inovasi dari pekerja, sehingga melalui transformasi digital ini diharapkan mampu membuat kerja lebih efektif dan efisien," tukas Ali.

SAMS merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mengonversikan seluruh aktivitas administrasi manual dalam pelaksanaan Asset Integrity Management Practices ke dalam aktivitas digital. Sistem ini bukan merupakan suatu program yang berdiri sendiri, melainkan tetap mendasarkan pada MySAP Module PM sebagai basis data.

Aplikasi SAMS adalah mobile application pertama yang terintegrasi dengan MySAP di Pertamina. Aplikasi ini merupakan hasil kerja sama dari Fungsi Operation & Engineering, Area Operasi, serta Geomatic & ICT PT PGE maupun dari Tim CICT PT Pertamina (Persero).

Melalui penerapan aplikasi SAMS, seluruh rangkaian pelaporan pemeliharan aset perusahaan dapat di digitalisasikan dan langsung dikerjakan menggunakan smartphone dilokasi pemeliharaan. Dengan demikian proses pemeliharaan aset perusahaan dapat berjalan lebih cepat dan ringkas.

Dalam kesempatan ulang tahun ke-13 PT PGE kali ini, proyek Clean Development Mechanism atau CDM juga turut mempersembahkan kado terbaiknya, dimana PT PGE sebagai perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pelestarian lingkungan, khususnya dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca (GRK), telah berhasil merealisasikan tindak lanjut dari Emission Reduction Purchase Agreement (ERPA) yang sudah diinisiasi sejak tahun 2010. Saat ini PT PGE memiliki 7 proyek CDM yang telah teregistrasi di United Nation Convention on Climate Change (UNFCCC), dimana beberapa sudah berlabel gold standar, yaitu Proyek CDM Ulubelu Unit 3&4, Kamojang Unit 4, Kamojang Unit 5, Karaha Unit 1, Lahendong Unit 5&6, Lumut Balai Unit 1&2, dan Lumut Balai 3&4. Ketujuh proyek CDM tersebut berpotensi menunjang komitmen Pemerintah, sesuai komitmen Presiden Joko Widodo di COP 21 Paris terkait penurunan emisi, dengan penurunan Emisi sebesar 2,5 juta ton CO2 per tahun.

PT PGE saat ini mengelola 14 Wilayah Kerja dan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 672 MW Own Operation dan 1205 MW Joint Operation Contrac (JOC). Total kapasitas terpasang di seluruh Wilayah Kerja PGE berkontribusi sebesar 94% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia sebesar 2047 MW.

Total potensi penurunan emisi dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia 2047 MW adalah lebih dari 10 juta Ton CO2 per tahun, dimana sekitar 94% nya berasal dari wilayah kerja PT PGE. Selain itu dengan kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia saat ini sebesar 2047 MW, berpotensi terjadi penghematan devisa negara sebesar USD 2 milyar per tahun.

Sebagai garda terdepan pengembangan panas bumi di Indonesia, PT PGE menargetkan total kapasitas terpasang di own operation mencapai 1112 MW di tahun 2026 dengan komitmen total investasi sebesar USD 2,68 miliar.*PGE

Share this post