2016, PEPC Bukukan Laba Bersih US$ 222 Juta

2016, PEPC Bukukan Laba Bersih US$ 222 Juta

15-PEPCJAKARTA- Anak Perusahaan Per­tamina, PT Pertamina EP Cepu (PEPC) berhasil membukukan laba bersih tahun 2016 sebesar US$ 222 Juta atau meningkat 38,7% dibandingkan dengan laba tahun 2015, US$ 159,6 Juta.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama PEPC Adriansyah dalam kesempatan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PEPC Tahun Buku 2016 yang berlangsung di ruang rapat Banyu Urip di Patra Jasa Tower Building, Kamis (24/3). Selain RUPS tahun buku 2016, acara juga diisi dengan RUPS luar biasa mengenai persetujuan RKAP ABI Tahun 2016 – Revisi dan  resetting KPI Tahun 2016.

 

“Untuk laba bersih tahun 2016 itu US$ 222 Juta. Aktualnya, sebetulnya hampir US$ 280 Juta, akan tetapi di tahun 2016 ini kita ada provisi karena delay proyek Jambaran - Tiung Biru dan ada beban-beban tahun 2017 itu yang kita bebankan direct ke tahun 2016,” ujar Adriansyah usai RUPS.

 

RUPS tahun buku 2016 ini dihadiri oleh Direktur SDM, TI, dan Umum PT Pertamina (Persero) Dwi Wahyu Daryoto selaku proxy/pemegang saham mayoritas PEPC, Direktur Keuangan dan Investasi PT Pertamina Dana Ventura Muhammad Suryohadi selaku pemegang saham minoritas, Doddy Priambodo dan Iwan Faidi selaku ko­misaris PEPC, para notaris, serta jajaran Direksi PEPC.

 

Selain pencapaian kinerja keuangan, Direktur Utama PEPC Adriansyah me­maparkan bahwa dari aspek prestasi kinerja produksi, PEPC berhasil me­ningkatkan produksi hingga dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

 

“Alhamdulillah, tanggapan pemegang saham cukup positif mengenai kinerja PEPC dimana produksi tahun 2016 bisa meningkat dua kali dari tahun 2015. Mu­dah-mudahan kinerja yang baik di 2016 ini bisa kita naikkan di 2017 dan bisa lebih bagus lagi,” ujar Adriansyah.

 

Adriansyah menjelaskan fokus peru­sahaan tahun 2017 sendiri akan berada pada dua hal utama, yaitu pencapaian target produksi hingga 200.000 barel per hari dan juga dimulainya proyek Jam­baran - Tiung Biru.

 

“Ada dua hal tantangan 2017, yang pertama adalah target bagaimana kita bisa menjaga target produksi di rata-rata 200.000 barel per hari di tahun 2017. Ini bukan hanya masalah produksinya saja, tetapi juga masalah lifting-nya, karena kita cuma punya satu lifting point di Gagak Rimang. Tentu jika tingkat lifting activities-nya meningkat, risikonya juga semakin meningkat misal adanya cuaca buruk,” jelas Adriansyah.

 

“Tantangan kedua adalah proyek Jam­baran - Tiung Biru (JTB), kami berharap waktu mulai proyek adalah tahun ini, mudah-mudahan jika kita bisa mulai dengan semua persiapannya proyek ini bisa on stream tahun 2020 untuk menjaga nilai keekonomiannya. Jadi dua hal itu, di tahun 2017 yang betul-betul harus kita lakukan,” ujar Adriansyah.

 

“Jadi, utamanya target yang harus kita raih untuk tahun 2017 adalah proyek Jambaran - Tiung Biru. Ini harus jalan tahun 2017. Untuk para pekerja, mari kita mulai proyek Jambaran - Tiung Biru, dan ayo kita jaga produksi 200.000,” tutup Adriansyah.•Starfy

Share this post