JAKARTA- Kinerja keuangan PT Pelita Air Service (PT PAS) pada tahun buku 2017 mengalami kenaikan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan perolehan laba bersih sebesar USD 2,7 juta atau meningkat 552% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mencapai USD 0,48 juta. Tidak hanya itu, tingkat kesehatan perusahaan pun meningkat, dari sebelumnya dengan Sehat A menjadi Sehat AA.
Hal tersebut diungkapkan Direktur Utama PT PAS Dani Adriananta di hadapan media massa usai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahun buku 2017, di Gedung Pelita Air Service, Jakarta, pada Rabu (9/5/2018). Tampak mendampingi Dani, Direktur Keuangan dan Umum Andre Herlambang dan Direktur Produksi Tri Harwiyono.
Dani mengatakan, ada beberapa aspek yang mendorong peningkatan laba yang mencapai 552%. Di antaranya produktivitas SDM meningkat dan aset-aset produktif PT PAS bekerja dengan baik.
“Ada beberapa aset tua kami lepas dan secara struktur kami lebih ramping. Itu yang membuat kami lebih produktif. Kami juga melakukan efisiensi tanpa melupakan safety. Selain itu, kami berkolaborasi juga dengan mitra yang andal. Itulah aspek-aspek yang mendorong laba tersebut,” katanya.
Ia juga menjelaskan upaya transformasi yang dilakukan PT Pelita Air Service. Pertama, pengembangan pasar dan sinergi BUMN melalui pelaksanaan distribusi BBM Satu Harga di Tarakan dan Papua yang dijalankan oleh Pelita Air sejak 18 Oktober 2016 dengan menggunakan pesawat Air Tractor 802 serta sinergi dengan anak perusahaan Pertamina Group seperti PHE, PHM, dan lainnya. Kedua, melakukan restrukturasi organisasi yang menghasilkan peningkatan produktivitas sebesar 25% dari USD 174,320 per pekerja di tahun 2016 menjadi USD 218,305 per pekerja di tahun 2017. Ketiga, melakukan optimasi aset perusahaan melalui program revitalisasi Bandara Pondok Cabe yang mendorong diterbitkannya sertifikat Bandar Udara Pondok Cabe sebagai Bandara Khusus-Domestik. Pelita Air Service juga mereaktifasi Bandara Tanjung Warukin di Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan.
“Adanya peningkatan ini membuat kami memiliki tantangan baru. Sebagai anak perusahaan Pertamina yang bergerak di bidang aviasi dan dipercaya untuk mengelola aset Bandara, kedepannya kami akan meningkatkan kerja sama dengan TNI AU dan Angkasa Pura untuk menjalankan operasional Pondok Cabe. Kami juga akan meluncurkan layanan Helicopter Emergency Medical Services menggunakan helikopter yang dilengkapi dengan tenaga medis dan fasilitas medis,” paparnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Umum PT PAS Andre Herlambang menambahkan, pendapatan yang telah diaudit naik 6% menjadi USD 56,54 juta dibanding pendapatan audit pada 2016 USD 53,34 juta. Beban pokok pendapatan juga naik dari sebelumnya USD 45,36 juta menjadi USD 47,78 juta.
Sedangkan Direktur Produksi Tri Harwiyono mengungkapkan kinerja operasional dan HSE PT PAS tahun 2017 yang juga mengalami peningkatan. Secara jam terbang realisasi 2016 hanya 9.286 dan tahun 2017 meningkat menjadi 10.525. Selain itu, dalam operasional PT PAS tidak ada fatality, lost time injury, restricted work day case, medical treatment case, first aid case dan hanya ada dua yang mengalami nearmiss.
“Jadi sepanjang 2017 safe manhours kami 1.123.381 jam kerja aman,” pungkasnya.•DEKA/FT. ADITYO