25 Kendaraan Konvoi Promosikan CNG Ramah Lingkungan

25 Kendaraan Konvoi Promosikan CNG Ramah Lingkungan

4-CNG2Medan - Untuk memberikan pilihan kepada masyarakat penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG), gas alam ter­kom­presi (Compressed Natural Gas - CNG) bisa menjadi alternatif. Sebanyak 25 kendaraan berbahan bakar CNG melakukan konvoi di Jalan Protokol Jakarta untuk menyosialisasikan  keunggulan BBG-CNG kepada masyarakat. Event otomotif ini dikemas dalam CNG Station Site Tour & Natural Gas for Vehicles (“NGV”) Road Show, pada Senin (13/3).

 

Konvoi dilepas oleh Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar dan Dirjen Migas IGN Wiratmadja. Hadir da­lam pelepasan tersebut,  antara lain Direktur Pemasaran Per­tamina Muchamad Iskandar, Corporate Secretary Per­tamina Syahrial Mukhtar, GM MOR III Jumali dan Direktur Utama Pertagas Toto Nu­groho.

 

Konvoi yang dimulai dari IRTI Monas menyusuri Jalan Thamrin - Gatot Subroto – MT Haryono dan berakhir di SPBG Cililitan diselenggarakan dalam acara rutin tahunan Asia Pasifik Natural Gas Vehicle Association (ANGVA) 2017  pada 12-15 Maret oleh Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI).

 

Arcandra menyebutkan, konsumsi BBM habis untuk tiga sektor, yaitu  transportasi, listrik dan rumah tangga. “Ja­di transportasi memegang peran sebagai konsumen ter­besar dari BBM yang ada,” kata Arcandra.

 

Arcandra pun mema­parkan pertumbuhan trans­portasi  yang setiap ta­hun­nya mencapai 13%, sementara pertumbuhan ekonomi nasional  per tahunnya hanya sekitar 5%. “Artinya pertumbuhan angka  kendaraan  itu lebih dua kali lipat dari pertumbuhan ekonomi nasional kita. De­ngan demikian pertumbuhan penggunaan BBM untuk trans­portasi juga akan me­ningkat  13 %.   Ini menjadikan si­nyal bagi kita bahwa konversi  BBM menjadi BBG adalah sebuah prioritas,”ujar Arcandra.

 

Menurut Vice President Corporate Communication Per­tamina Wianda Pus­po­negoro, sebagai anggota APCNGI, Pertamina meng­ambil bagian terdepan dalam NGV. Dipilihnya SPBG Cililitan sebagai end point dari konvoi kendaraan berbahan baku CNG, tentu dimaksudkan untuk menunjukkan kepada publik, bahwa Pertamina siap memasok BBG CNG. ”SPBG yang dibangun se­jak Agustus 2015 ini telah me­layani konsumen BBG di kawasan Jakarta Timur dan sekitarnya. Momentum tepat untuk menunjukkan kualitas produk dan tempat pengisiannya,” kata Wianda.

 

Selain di SPBG di Cililitan, lanjut Wianda, Pertamina telah mengoperasikan 34 unit SPBG termasuk tujuh Mobile Refueling Unit (MRU) yang tersebar di wilayah Ja­bodetabek, Palembang, Semarang dan Balikpapan. Belum termasuk tambahan SPBG yang masih dalam tahap pembangunan. De­ngan investasi Pertamina dan penugasan baru dari Pemerintah, total SPBG yang akan dikelola Pertamina pada 2017 akan mencapai 53 unit. Hal tersebut akan semakin memudahkan masyarakat memanfaatkan energi ramah lingkungan ini untuk bahan bakar kendaraannya.“Sebagai bahan bakar alternatif, CNG dapat digunakan untuk mesin Otto yang berbahan besin dan mesin diesel yang berbahan solar.  Selain lebih bersih dari bensin dan solar, emisi gas buang CNG sangat ramah lingkungan,” ujar Wianda.

 

Sebagai BUMN Migas Nasional, Pertamina ber­komitmen kuat melak­sa­nakan penugasan peme­rintah  untuk membangun in­fra­struktur BBG. Untuk mem­percepat konversi BBM ke BBG, Pertamina menempatkan MRU di tujuh titik lokasi strategis yang terintegrasi dengan jalur-jalur angkutan umum dan tidak terjangkau oleh infrastruktur gas. Adapun masing-masing unit MRU memiliki ukuran 20 ft dengan kapasitas storage sekitar 1800 Lsp.  Setiap MRU terdiri dari satu unit storage dan satu kompresor untuk pengisian BBG CNG  ke kendaraan konsumen.

 

CNG dibuat dengan melakukan kompresi metana (CH4) yang diekstrak dari gas alam. CNG secara ekonomis lebih murah dalam produksi dan penyimpanan. Pemasaran CNG lebih ekonomis untuk lokasi-lokasi dekat dengan sumber gas alam.•RILIS/URIP

Share this post