LONDON - Pertamina hadir dalam 26th World LP Gas Forum & 2013 EGPL Congress yang dilaksanakan oleh World LP Gas Association, pada 1-3 Oktober 2013 di London. Forum yang dibuka secara resmi oleh Her Royal Highness The Princess Royal diikuti oleh lebih dari 1.000 peserta dari berbagai latar belakang mulai dari produsen, akademisi, trader, manufacturer, konsumen, NGO, dll.
World LP Gas Forum yang dilaksanakan setiap tahun menghadirkan berbagai best practice dan teknologi baru yang dapat dikembangkan di masing-masing negara. Dengan tema “LP Gas : Making A World of Difference”, Pertamina membagikan pengalamannya kepada dunia bagaimana LP Gas telah memberikan perubahan bagi bangsa dan masyarakat Indonesia. Mega Project Konversi minyak tanah ke LPG merupakan best practice bagi negara-negara berkembang, dan merupakan kegiatan konversi terbesar dan tercepat di dunia.
Pertamina hadir dengan presentasi yang memfokuskan pada dampak program konversi minyak tanah ke LPG bagi bangsa dan masyarakat di Indonesia. Tidak ketinggalan dampak bagi lingkungan dengan menurunnya emisi CO2. SVP Non Fuel Marketing Taryono mengungkapkan berbagai hambatan infrastruktur dan perjuangan Pertamina dalam menjalankan penugasan dari pemerintah dengan target konversi yang cukup dinamis dan peningkatan yang sangat signifikan. Dalam 5 tahun terakhir kebutuhan LPG di Indonesia telah meningkat menjadi sekitar 5 juta MTon/tahun seiring dengan pelaksanaan program konversi minyak tanah ke LPG. “Hingga saat ini sudah terkonversi lebih dari 54 juta pengguna minyak tanah dan diharapkan bisa diselesaikan pada tahun 2014,” jelas Taryono.
Chairman dalam sesi tersebut - Jamal Gore dari Carbon Clear Limited UK sempat menanyakan bagaimana Pertamina bisa menjamin security of supply, dengan jumlah konsumsi yang meningkat lebih dari 500% dalam 5 tahun terakhir. Pertamina sesuai penugasan yang diberikan pemerintah telah menyiapkan seluruh jaringan supply termasuk infrastruktur di antaranya Terminal/Depot, VLGC-Tanker, Filling Plants dan semua jaringan pendistribusian untuk mencapai semua konsumen. Dengan wilayah yang begitu luas dan jumlah pengguna yang begitu besar, memang jauh lebih sulit bila dibandingkan dengan best practice yang disampaikan oleh Christina Espinosa dari Gentegas yang menerapkan bisnis model penjualan gas di Guatemala.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut delegasi dari Nigeria yang mengapresiasi sharing knowledge Pertamina. Diharapkan pada tahun 2014, Nigeria sudah dapat melakukan kegiatan konversi dengan mencontoh kegiatan yang dilakukan di Indonesia. “We learned a lot from Pertamina, especially from our last visit in your LPG tour in Bali last year,” ujar Dr. Attahir B. Yusuf – Group Executive Director Commercial & Investment NNPC. Sementara Alex W. Evans – President & Chief Operating Officer Energy Transportation Group juga mengapresiasi program konversi yang dilakukan Indonesia. Perlu dikaji lebih dalam lagi bagaimana perubahan ini juga mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat, karena tentunya LP Gas jauh lebih bersih dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah ataupun kayu bakar.
Pertamina yang juga membuka booth pada kesempatan tersebut juga banyak dikunjungi para peserta. Kegiatan konversi adalah sebagian dari keberhasilan Pertamina dan Indonesia yang telah mendunia. Sebagai salah satu best practice di dunia, Pertamina dapat lebih memantapkan diri mewujudkan visinya menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia.•DOMESTIKGAS