30 jam mengantar BBM ke Sabu Raijua

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki jalur distribusi energi, khususnya BBM, yang cukup kompleks di dunia karena kondisi geografis (negara kepulauan yang memiliki lebih dari 17.000 pulau) dan sebaran penduduknya.

Semangat untuk menyatukan energi agar masyarakat Indonesia dapat merasakan energi secara merata terus diupayakan Pertamina. Penyaluran BBM hingga ke penjuru negeri dari ujung pegunungan timur yang sulit dijangkau hingga wilayah kepulauan terluar yang menjadi batas negeri dilakukan untuk mememnuhi program BBM Satu Harga.

Seperti yang diceritakan oleh Operation Head Terminal BBM (TBBM) Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Gatot Widyanto saat tengah mengecek kesiapan penyaluran BBM ke salah satu daerah terluar Indonesia, yakni Kabupaten Sabu Raijua.

“Penyaluran BBM ke Sabu Raijua dilakukan di sini,” ucap Gatot sambil menunjuk area filling shed pengisian BBM di TBBM Tenau.

Dari TBBM Tenau, mobil tangki yang sudah diisi, kemudian diarahkan ke dermaga umum Kota Kupang untuk dikirimkan dengan menggunakan kapal tanker “Inneke” dengan tujuan Kabupaten Sabu Raijua di Pulau Sabu, arah Barat Kota Kupang.

“Penyaluran BBM ke Sabu tergantung kondisi cuaca. Biasanya waktu tempuh dengan menggunakan kapal 30 jam. Namun jika ada gelombang tinggi atau cuaca buruk yang bisa menghambat kapal bisa menjadi 40 jam,” jelas Gatot.
Penyaluran BBM ke Kabupaten Sabu Raijua merupakan satu dari 109 titik penyaluran program “BBM Satu Harga“ yang sudah dilakukan hingga tahun Oktober 2018.

Hingga saat ini Pertamina terus memenuhi target yang ditetapkan Pemerintah menjangkau 150 titik penyaluran BBM di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal hingga tahun 2019.

“Sebagai pekerja Pertamina, kami senang bisa membuat masyarakat Pulau Sabu itu bisa menikmatin harga BBM itu sama, sama dengan yang di Kupang dan sama dengan daerah lain di Indonesia. Jadi satu harga, untuk semua jenis BBM.•HM/STK

Share this post