JAKARTA - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai Regional Kalimantan Subholding Upstream Pertamina memberikan apresiasi kepada para perwiranya yang berhasil meraih penghargaan di ajang Annual Pertamina Quality Awards (APQA) 2021.
Tahun ini PHI menyabet beberapa penghargaan, yaitu The Best Quality Board, The Best Achievement, Nominasi The Best Value Creations, tiga Continuous Improvement Program (CIP) Platinum, dan satu CIP Gold. Sebagaimana diketahui, ajang APQA merupakan kegiatan tahunan PT Pertamina (Persero) sebagai wujud nyata dukungan dan apresiasi manajemen membangun budaya inovasi dan perbaikan yang berkelanjutan di level bisnis dan operasional. Gugus CIP PHI ini sebelumnya telah unjuk prestasi dalam kompetisi inovasi CIP pada forum Upstream Improvement and Innovation Awards (UIIA) di level Direktorat Hulu, sebelum berkompetisi dengan para finalis lainnya yang berasal dari berbagai sektor di Pertamina.
Salah satu inovasi yang berhasil meraih gelar platinum adalah FT-Prove OPTIDRILL yang mengusung metode efisiensi pengeboran sumur reentry yang mengintegrasikan empat inovasi utama. Pertama, melakukan plug and abandonment sumur lama dengan menggunakan unit yang lebih kecil atau tanpa menggunakan rig pengeboran (rigless operation) sehingga biaya pekerjaan menjadi lebih murah. Kedua, melakukan 3 x trips rangkaian pipa menjadi hanya 1 x trip rangkaian pipa saja sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat.
Ketiga, pekerjaan akuisisi data formasi dengan menggunakan metode direct logging dengan prosedur khusus sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah. Keempat, penggunaan lumpur pengeboran SF-05 buatan Kilang Pertamina Balikpapan, sehingga laju pengeboran menjadi lebih cepat.
Integrasi keempat inovasi tersebut mampu menurunkan biaya pengeboran sebesar 40% dengan total penghematan biaya tahun 2020 sebesar Rp533 miliar, serta potensi penghematan biaya Rp 1,1 triliun pada akhir 2021. Selain itu durasi penyelesaian sumur turun 56%, bahkan salah satu sumur (BG-4) memecahkan rekor pengeboran sumur tercepat di offshore Mahakam setelah lebih dari 50 tahun operasi Mahakam. Dan tentu saja seluruh aktivitas tersebut berjalan dengan Zero Zero Invisible Lost Time dan Zero Non Productive Time.
Direktur Utama PHI Chalid Said Salim mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi yang telah diraih tersebut. “Semoga penghargaan ini dapat memotivasi dan semangat kepada seluruh perwira Regional Kalimantan untuk dapat terus berkarya memberikan ide, gagasan, inisiatif, perbaikan, serta menciptakan inovasi,” katanya, Jumat, 7 Mei 2021.
Mengutip B.J. Habibie, ia menegaskan, masa depan Indonesia ditentukan oleh keunggulan sumber daya manusia yang memiliki nilai budaya, memahami dan menguasai mekanisme pengembangan serta penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada tahun 2021, PHI menargetkan pencatatan ide sebanyak 10 % dari total pekerja atau sekitar 300 ide dan penulisan risalah CIP sebanyak 5% dari total pekerja atau sekitar 150 risalah. Selain CIP, PHI juga mempunyai target pilar Quality Management lainnya antara lain Sistem dan Standard Management (SSM), Knowledge Management (KM), dan Quality Management Assesment (QMA).
Salah satu penerima penghargaan platinum, Erizal Wihdul Fachad mengaku belajar banyak hal baru selama mengikuti ajang APQA. “Kami sangat bersyukur atas dukungan dari seluruh jajaran manajemen. Semoga penghargaan ini dapat memberikan inspirasi, tiada kata lelah untuk terus berinovasi,” katanya.*PHI