JAKARTA - Pandemi COVID-19 masih merebak di Indonesia meski sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Kondisi ini tidak membuat Pertamina patah semangat. BUMN yang diamanahkan oleh pemerintah untuk mengelola energi nasional terus menunjukkan dedikasinya sebagai salah satu penggerak ekonomi nasional.
Hal tersebut ditegaskan Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati saat menjadi narasumber dalam talkshow yang diadakan Ikatan Alumni Teknik Kimia-Institut Teknologi Bandung (IATK-ITB), Sabtu, 24 April 2021. Dalam acara yang diadakan secara virtual dan diikuti sekitar 100 peserta ini, Nicke menyampaikan 10 langkah Pertamina tetap bertahan di tengah krisis akibat dari pandemi COVID-19.
Menurut Nicke, hal pertama yang dilakukan Pertamina adalah menjamin ketersediaan energi sampai ke seluruh pelosok negeri di tengah pandemi COVID-19. "Seluruh blok minyak dan gas bumi, kilang, dan kegiatan hilir tetap dioperasikan," ujarnya.
Kedua, Pertamina tetap menjalankan proyek-proyek strategis nasional. "Dengan tetap berkomitmen untuk menjalankan proyek strategis nasional dari hulu sampai hilir, Pertamina dapat menyerap ribuan tenaga kerja dan menggerakkan industri Nasional," ucap Nicke.
Ketiga, BUMN ini juga konsisten menjalankan dan memastikan program mandatori pemerintah, di antaranya Program BBM Satu Harga, Program BBM Bersubsidi, serta Program Konversi BBM ke LPG untuk Nelayan dan Petani.
"Kami juga membantu pemerintah dalam penanganan COVID-19. Melalui anak usaha Pertamedika IHC, kami menyediakan rumah sakit darurat COVID-19. Selain itu, kami juga memberikan berkontribusi lebih dari Rp1,7 triliun dalam penanganan dampak COVID-19, termasuk bantuan ventilator, masker, APD, dan vitamin untuk tenaga medis dan masyarakat," ujarnya.
Kelima, untuk menggerakkan perekonomian nasional, Pertamina mendukung penuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar mereka bisa tetap bertahan di masa pandemi.
Keenam, Pertamina berupaya maksimal melakukan efisiensi biaya operasional, namun tetap meningkatkan produktivitas.
Ketujuh, BUMN ini tetap bersinergi dengan pihak lain mengembangkan berbagai program strategis Pertamina.
"Di masa pandemi, kami juga memantapkan langkah menjadi global energy company. Kami menyempurnakan diri sebagai holding migas dan bertransformasi untuk bergerak lebih lincah, cepat, dan fokus mencapai visi ke depan. Untuk mewujudkan itu, Pertamina sudah membentuk lima subholding, yakni Upstream, Gas, Refinery & Petrochemical, Commercial & Trading, dan Power & NRE, serta satu Shipping Company.
Kesembilan, Pertamina berkontribusi aktif dalam penurunan impor serta penyediaan energi yang lebih bersih untuk masyarakat. "Alhamdulillah, kami sukses memproduksi 1.000 barel/hari Green Diesel (D100) di Kilang Dumai dan berhasil melakukan uji coba Green Gasoline di Plaju dan Cilacap. Selain itu, kami memiliki 14 wilayah kerja geotermal dengan kapasitas terpasang 672 MW own operation dan 1.205 MW joint operation contract (JOC). Portofolio energi bersih lainnya yang kami upayakan, di antaranya proyek pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) yang berasal dari pengolahan limbah kelapa sawit dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di area kilang dan SPBU Pertamina. Kami juga ikut mengembangkan coal gasification menjadi DME sebagai substitusi LPG untuk mengurangi impor dan mengembangkan industri baterai untuk Electric Vehicles (EV) bersama konsorsium BUMN," tutur Nicke.
Beragam langkah tersebut dikuatkan dengan komitmen Pertamina dalam meningkatkan transparansi dan menjunjung tinggi prinsip Good Corporate Governance. "Kami telah bekerja sama dengan KPK, Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Republik Indonesia, dan lembaga hukum negara lainnya agar seluruh kegiatan bisnis perusahaan berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Nicke. *HM/TA/RO