JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) sigap dalam penanganan ceceran minyak di perairan Karawang dan kepulauan seribu dari pipa BZZA yang terjadi sejak Kamis, 15 April 2021 lalu. Langkah cepat penyetopan aliran pipa untuk menghentikan kebocoran dan perbaikan langsung dilakukan setelah titik kebocoran ditemukan. Selain itu, PHE ONWJ juga intens berkoordinasi dan menggandeng stakeholders dalam penanganan ceceran minyak, salah satunya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
General Manager PHE ONWJ, Achmad Agus Miftakhurohman menyampaikan, penanganan yang dilakukan PHE ONWJ berfokus pada pengendalian sumber peristiwa, penanganan tumpahan minyak dan pembersihan, penanganan masyarakat dan lingkungan serta dukungan pemangku kepentingan, seperti KLHK.
Hal tersebut diperkuat oleh Melda Mardalina, Kasubdit Pemulihan Pertambangan Energi, Minyak dan Gas Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Menurut Melda, KLHK ikut terjun langsung melihat penanganan dan laporan yang telah disampaikan.
"Kondisi lapangan di beberapa wilayah sudah bersih dan kami harap PHE ONWJ terus dapat bersinergi dengan stakeholders dalam penanganan linkungan,” ujarnya.
Tidak hanya fokus penanganan tersebut, PHE ONWJ juga sigap melakukan kajian lingkungan awal dampak ceceran minyak. Dalam melakukan kajian lingkungan PHE ONWJ bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB), Politeknik Perikanan Karawang, dan Universitas Singaperbangsa Karawang. Tim ahli dari ketiga universitas ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Hefni Afandi, MSc dari PPLH IPB.
PHE ONWJ dan Tim Kajian Lingkungan juga melakukan paparan hasil Kajian Evaluasi Dampak Tahap Awal dalam rangka menentukan area dan komoponen lingkungan yang terdampak di Kantor KLHK, Jakarta, Kamis, 29 April 2021. Tampak hadir pula dalam acara tersebut, perwakilan Direktorat PPKPL KLHK, Senior Manager K3LL SKK Migas, Kosario M Kautsar, perwakilan PHE ONWJ, perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Jawa Barat dan Kepulauan Seribu.
"Dari beberapa pantauan di perairan Karawang menggunakan pengukuran data insitu, sudah tidak ditemukan ceceran minyak, baik di permukaan laut maupun di darat,” kata Prof. Dr Ir Hefni Afandi MSc, Ketua Tim Kajian dari IPB.
Hefni memastikan tim kajian melanjutkan verisifikasi lapangan dengan memberangkatkan tim ke Kepuluan Seribu, pada 30 April 2021, untuk mengecek kualitas air dan mangrove. Tim kajian juga melakukan hal serupa di sekitar Pakis Jaya, Karawang dan Bekasi.
Direktur Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Pesisir dan Laut KLHK , Ir. Dida Migfar Ridha, M.Si meminta laporan kajian awal dampak lingkungan tersebut harus dibuat secepatnya untuk menentukan tindak lanjut berikutnya, ‘’Kami berharap menerima laporan di minggu kedua Mei untuk kajian ekosistem terdampak dan pembahasan tindak lanjut pada bulan depan,’’ ucap Dida.*PHE