JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) kembali mengadakan Pertamina Economic Outlook dengan tema Post Pandemic Economic Outlook: Encouraging the Role of Energy Sector in Fostering Indonesia's Economic Recovery. Acara diadakan secara hybird di Grha Pertamina, Jakarta, 3 Desember 2021.
Kegiatan yang diikuti oleh direksi subholding dan anak perusahaan serta seluruh perwira Pertamina Group tersebut dibuka oleh Direktur Keuangan Pertamina Emma Sri Martini. Hadir sebagai keynotes speaker Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI), Cicilia A. Harun.
Senior Vice President Corporate Finance Pertamina, Bagus Agung Rahadiansyah menyampaikan, Pertamina Economic Outlook merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setidaknya dua kali dalam setahun oleh fungsi Corporate Finance Pertamina. Bagus berharap kegiatan ini bisa memberikan gambaran informasi kerkini kepada seluruh perwira Pertamina mengenai perkembangan perekonomian Indonesia dan global serta melihat implikasinya terhadap Pertamina.
"Kondisi perekonomian ini penting diketahui oleh seluruh perwira Pertamina, tidak hanya level manajemen tetapi juga hingga level operasi. Kegiatan ini juga menjadi sarana diskusi mengenai sejauhmana kebijakan Bank Indonesia bisa mendukung Pertamina dalam mengantisipasi berbagai tantangan bisnis pada 2022 mendatang," ujar Bagus.
Tak dapat dipungkiri, kondisi pandemi saat ini penuh ketidakpastian. Pertamina sebagai entitas bisnis harus bisa mengantisipasi berbagai hal yang terjadi dalam aspek perekonomian dan tren global bisnis. "Dengan demikian, Pertamina diharapkan bisa menyesuaikan strategi penanganan risiko dalam melaksanakan bisnis di masa mendatang," ujarnya.
Melalui Pertamina Economic Outlook ini, Pertamina berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan memberikan gambaran atas tantangan ekonomi yang akan dihadapi baik di Indonesia maupun Global pada 2022 kepada seluruh jajarannya. Dalam acara ini, para perwira membahas berbagai hal untuk mencari strategi terbaik dalam menjaga kinerja perusahaan.
Pembahasan tersebut meliputi kebijakan stimulus hingga suku bunga, perkembangan market secara global di masa pemulihan perekonomian pascapandemi COVID-19, serta kebijakan dari regulator dalam negeri dalam sektor moneter dan perekonomian secara general. Selain itu, ada juga pembahasan mengenai market behavior terhadap kondisi ekonomi nasional saat ini dalam menghadapi masa transisi, kolaborasi Pertamina dengan pemerintah terkait dengan kebijakan dan transisi energi dalam negeri, serta peran teknologi dalam merespons kondisi global yang dapat berpengaruh pada dunia investasi dan bisnis di Indonesia sehingga Pertamina bisa menjadi perusahaan yang agile.
Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. "Kita patut bersyukur bisa mendapatkan insight dari Bank Indonesia karena sangat berguna bagi Pertamina dalam menyongsong 2022. Kami berupaya maksimal untuk berkontribusi dalam menekan Current Account Defisit dengan menekan impor crude, produk dan komoditi yang akan berakibat besar bagi perekenomian Indonesia," ujarnya.
Emma juga berharap Pertamina mendapatkan dukungan dari Bank Indonesia terkait kebijakan currency dan relaksasi. "Kami berharap ke depannya kebijakan ini bisa lebih kondusif agar bisa semakin mendukung bisnis dan mengantisipasi Global Energy Transition," tuturnya.
Kegiatan ini juga diapresiasi oleh para peserta, di antaranya VP Financing Pertamina, Nailul Achmar. "Pertamina Economic Outlook ini luar biasa karena kami mendapatkan insight dari narasumber khususnya terkait otorisasi kebijakan-kebijakan. Pertamina harus terus berkembang. Karena itu kami harus bisa mengikuti perkembangan market keuangan supaya bisa survive dan meningkatkan kapasitas yang dimiliki," ujarnya.
Hal senada disampaikan VP Treasury Pertamina, Hery Setiawan. "Dari informasi yang disampaikan narasumber, kita semakin yakin dan optimistis bahwa bisnis oil and gas masih berprospek di tahun depan. Tadi juga kami mendapatkan informasi mengenai kurs rupiah dan upaya mitigasi yang perlu dilakukan menghadapi Tahun 2022 mendatang," ujarnya.* RIN