JAKARTA - Perjanjian Jual Beli (PJB) Lube Base Oil antara PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) dan PT Pertamina Lubricants (PTPL) resmi ditandatangani oleh Djoko Priyono selaku Direktur Utama PT KPI dan Ageng Giriyono selaku Direktur Utama PTPL di ruang Ramayana, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, pada Selasa, 14 Desember 2021.
Perjanjian tersebut mengatur skema jual beli antara PT KPI yang memproduksi Lube Base Oil kepada PT PTPL sebagai perusahaan yang memerlukan Lube Base Oil untuk kegiatan produksi pelumas.
Sinergi dan kolaborasi antara Pertamina Group merupakan sebuah kekuatan yang besar untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis. Sejak end state berlaku dimana PT KPI resmi menjadi Subholding Refining & Petrochemical Pertamina, terdapat sembilan anak perusahaan Pertamina, termasuk PTPL yang langsung membeli (direct) kebutuhan bahan baku kepada KPI.
Dalam kesempatan tersebut, Djoko mengatakan, penandatanganan PJB antara PT KPI dan PTPL menandakan pembentukan holding dan subholding terjalin dengan sangat baik. "Penandatanganan ini merupakan sinergi bisnis yang bersejarah antara kedua belah pihak, tentunya ini akan menjadi nilai tambah bagi masing-masing perusahaan," ujar Djoko.
Adapun perjanjian jual beli Lube Base Oil tersebut mengatur jenis produk HVI 60, HVI 95, HVI 160S dan HVI 650 yang diproduksi oleh PT KPI Unit Cilacap.
Senada dengan hal tersebut, Ageng menyampaikan, kolaborasi yang ada pada hari ini menjadi awal langkah yang baik untuk maju dan berkembang.
"Dari dulu, kami memang selalu bersama-sama dengan KPI, semoga melalui kolaborasi ini kedua belah pihak dapat memperoleh keuntungan," ucap Ageng.
Tak hanya itu, Ageng menyampaikan bahwa tendensi pasar Lube Base Oil group 2 dan 3 lebih diminati pasar. "Namun ini fluktuatif harga pasarnya, mudah-mudahan kami yang di ujung sebagai pemasaran bisa bersaing," tutur Ageng.
“Tantangan ke depan akan semakin besar, kebutuhan terhadap pelumas tentunya semakin meningkat. Sinergi keberlanjutan ini merupakan langkah strategis yang kuat bagi PTPL untuk mengisi peluang kebutuhan pelumas di berbagai sektor industri dan otomotif di Indonesia dan di pasar internasional seperti di wilayah Asia,” pungkas Ageng.*HM