JAKARTA – Tim Manajemen Resiko dan Kepatuhan PT Angkasa Pura II melakukan kunjungan ke Pertamina untuk benchmark terkait tugas dan ruang lingkup Good Corporate Governance dan Risk Management Pertamina.
Rombongan Angkasa Pura II yang diwakili oleh Kepala Biro Management Resiko dan Kepatuhan PT Angkasa Pura II Domen Malau disambut oleh Vice President Enterprise Risk Management Ludi Sugianto dan Manager Compliance Pertamina Mindaryoko di Executive Lounge, Kantor Pusat Pertamina, Senin (11/3).
“Sebagai sesama BUMN tentunya kita bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman yang tentunya bisa saling menguntungkan,” ucap VP ERP Pertamina Ludi Sugianto.
Ludi memberikan pemahaman pentingnya penerapan risk management yang efektif di Pertamina. Ia juga memaparkan proses risk management dan teknik aplikasi dalam operasional perusahaan. Menurutnya, penerapan risk management yang tepat membantu manajemen perusahaan dalam penerapan GCG dan melindungi kepentingan stakeholder di Pertamina.
Dalam kesempatan tersebut, Manager Compliance Pertamina Mindaryoko mempresentasikan penerapan GCG di Pertamina, Whistle Blowing System (WBS) dan Implementasi Boundary KPI GCG.
Mindaryoko menjelaskan, prinsip implementasi GCG di Pertamina mengacu kepada visi Pertamina untuk menjadi perusahaan kelas dunia. Karena itu, penerapan tata kelola korporasi setara perusahaan publik dan membangun lingkungan bisnis yang sehat dengan mitra bisnis dan stakeholders menjadi hal yang penting.
Selain itu, Pertamina menerapkan WBS sebagai wadah informasi dan pengaduan terhadap adanya tindakan korupsi, suap, benturan kepentingan, pencurian, kecurangan, dan upaya melanggar hukum dan aturan perusahaan.
“Benchmark ini sangat bermanfaat bagi perusahaan kami. Karena, segala hal yang disampaikan tadi dapat kami terapkan di Angkasa Pura II,” ungkap Domen Malau.
Menurut Domen, banyaknya potensi risiko yang dihadapi ke depan, maka pihaknya akan menerapkan aplikasi risk assesment dalam bentuk kuantitatif agar semuanya bisa terukur lebih baik lagi. Selama ini di Angkasa Pura II belum menerapkan aplikasi seperti yang dilakukan oleh Pertamina. (IK)