HANDIL – Sebagai upaya peningkatan produksi migas nasional, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, melakukan pengembangan Lapangan KLD meski berada di tengah pandemi COVID-19.
Setelah selesai tahap pabrikasi Anjungan KLD yang dilakukan oleh kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah di Handil-1 Fabrication Yard, pada 15 Juli 2020 Anjungan KLD diberangkatkan, “Sail Away” menuju lepas Pantai Utara Jawa Barat.
Sesuai dengan protokol pencegahan COVID-19, Seremoni Sail Away Anjungan KLD yang dilakukan secara virtual, dihadiri oleh Kepala SKK Migas dan jajarannya, Jajaran Direksi Subholding Pertamina Hulu Energi, serta Manajemen PHE ONWJ.
Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto, menyampaikan tahun 2020 ini sangat challenging, dengan harga minyak dunia yang rendah dan wabah COVID-19 sangat berdampak pada industri hulu migas. Kami memberikan apresiasi kepada PHE ONWJ yang terus berkoordinasi dengan SKK Migas untuk menyelesaikan proyek ini ditengah pembatasan mobilitas sebagai dampak Covid-19. Kerja keras ini tidak sia-sia, karena penyelesaian proyek diharapkan dapat dipercepat dari dari jadwal yang telah ditetapkan.
“Kami berharap capaian yang membanggakan ini dapat dikawal dengan baik agar memberikan dampak positif pada penambahan produksi migas dan dalam jangka panjang akan menopang upaya mencapai produksi 1 juta barrel di 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi nasional.”, kata Dwi.
Direktur Utama PT PHE Subholding Upstream, Budiman Parhusip menegaskan pandemi COVID-19 tidak menyurutkan kinerja dan performance PHE ONWJ. “Proses pabrikasi Anjungan KLD yang tepat waktu membuktikan kami berupaya maksimal untuk tetap on track sesuai dengan jadwal penyelesaian proyek.
Tim Project juga telah memberlakukan mekanisme Work From Home (WFH) untuk pekerja di kantor proyek dan meminimalkan jumlah pekerja di site untuk mengutamakan kesehatan. Sedangkan Kontraktor EPCI PT Meindo Elang Indah selain memberlakukan 50% WFH untuk pekerja di Jakarta, juga mempertahankan jumlah pekerja di site yang diperlukan untuk penyelesaian tahap pekerjaan ini.
“Dimulainya tahap pabrikasi (First Cut) di bulan September 2019 , milestone pengembangan Lapangan KLD diharapkan memenuhi OTOBOSOR (on time, on budget, on scope dan on return) dan tentunya tetap mengedepankan aspek keselamatan, kesehatan dan lindung lingkungan dalam pelaksanaannya.
Budiman menambahkan “Lapangan tua adalah tantangan tersendiri. Mengurangi natural decline tentunya membutuhkan strategi khusus. Yang kami lakukan dengan Pengembangan lapangan KLD adalah langkah nyata PHE khususnya PHE ONWJ untuk mengejar target produksi.”
GM PHE ONWJ Cosmas Supriatna menambahkan, “Perjalanan menuju lokasi pemasangan akan memakan waktu selama sekitar 10 hari, sehingga diperkirakan di bulan Agustus , pemasangan Anjungan KLD yang terdiri atas pile, jacket, dan topside termasuk boat landing anjungan sudah dapat dilakukan. Kami berharap pengembangan lapangan KLD sesuai dengan timeline"
Proyek dengan alokasi biaya USD 35.42 juta dengan potensi cadangan mencapai 1.6 mmbc/30.7 BCF (6.9 MMBOE) diharapkan lebih cepat dari rencana awal di kuartal 1 2021. Diharapkan nantinya dua sumur di Lapangan KLD akan menyumbang tambahan migas sebesar 500 BCPD & 15 MMSCFD, Produksi dari Lapangan KLD akan digunakan seluruhnya untuk kepentingan dalam negeri sehingga menjadi pendorong roda perekonomian industri di sekitar wilayah kerja PHE ONWJ. *PHE/HM