Surabaya - Setelah sempat berhenti produksi sekitar 2 tahun, akhirnya anjungan PHE - 40 milik Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) mulai mengebor sumur pertama. Anjungan yang sempat ditabrak kapal kargo pada bulan Agustus 2010 itu diharapkan bisa menghasilkan produksi minyak dan gas lagi 40 hari setelah pengeboran sumur pertama. Artinya, produksi awal diharapkan mulai mengucur pada minggu kedua Desember 2012.
Pengeboran sumur pertama di anjungan PHE- 40 ini berjarak 70 mil di lepas pantai Bangkalan, Madura. Pengeboran sumur perdana ini ditandai dengan doa bersama dan pemotongan tumpeng oleh Direktur Hulu Pertamina Muhamad Husen, dan disaksikan oleh Direktur Utama Pertamina Hulu Energi (PHE) Salis S Aprilian, Direktur Operasi PHE Eddy Purnomo, Senior Executive VP & GM PHE WMO Imron Asjhari dan beberapa pegawai lepas pantai PHE WMO yang ada di anjungan.
"Saat berhenti produksi Agustus 2010 anjungan PHE -40 menghasilkan minyak 16.000 barel per hari (BPH) dan gas sekitar 15 juta kaki kubik per hari (MMscfd). Kami berharap, setelah diperbaiki, anjungan PHE - 40 bisa memproduksi minyak dan gas lebih besar lagi," kata Muhamad Husen sebelum meninggalkan Surabaya, Jumat (2/11/2012).
Seperti diberitakan, ketika ditabrak kapal kargo, posisi anjungan KE-40 mengalami kemiringan hingga 40 derajat. Meski dalam posisi aman dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan, namun anjungan itu perlu perbaikan agar bisa memproduksi minyak dan gas lagi secara aman.
Kini, setelah sempat diperbaiki, kegiatan pengeboran di anjungan PHE- 40 dilakukan lagi dengan dukungan rig (menara pemboran) Harvey Ward. "Tahap awal ini ada empat sumur yang akan dibor. Saya harap produksi terus bisa ditingkatkan," kata Husen yang selalu menegaskan agar produksi Blok WMO dapat ditingkatkan. "Tahun ini kita mengoperasikan kembali anjungan PHE - 40 dan membuat 3 anjungan baru. Karena itu kami harap produksi bisa segera ditingkatkan, khususnya dari anjungan PHE- 38B yang baru selesai dibangun dan diharapkan bisa mulai memproduksi minyak dan gas Desember mendatang," katanya.
Temuan Cadangan Migas
Direktur Utama PHE Salis S Aprilian menjelaskan, sejak mendapat mandat mengelola Blok WMO, Pertamina telah mengebor empat sumur eksplorasi. Dari empat sumur ekplorasi ini berhasil ditemukan cadangan minyak dan gas PHE WMO lebih dari 230% rasio penggantian cadangan. "Cadangan baru yang ditemukan lebih dari 2.3 kali dari yang telah diproduksi. Artinya, dari tiap barel yang telah kita produksi, kita gantikan dengan cadangan 2,3 barel. Ini temuan yang membanggakan, apalagi dengan 100% rasio keberhasilan eksplorasi," kata Salis.
Hingga akhir tahun 2012 ini, PHE WMO merencanakan mengebor 9 sumur eksplorasi. Artinya, masih ada 5 sumur eksplorasi lagi yang diharapkan bisa meningkatkan cadangan minyak dan gas dari Blok WMO.
Sementara itu Imron Asjhari menjelaskan, saat ini FSO Abherka telah berhasil melakukan 4 (empat) kali lifting dengan total minyak 830.000 barel.
"Sejak diresmikan bulan Agustus lalu, FSO Abherka telah menampung sekitar 1,1 juta barel. 830.000 barel telah dilepas lewat 4 kali lifting yang berjalan aman," kata Imron.