PADANG - PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Comemercial & Trading PT Pertamina (Persero) Sumbagut melaksanakan webinar bertema ‘Membangun Komitmen Pemerintah dalam Mendukung Energi yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan’ secara daring dengan menggunakan Aplikasi Zoom dan Live YouTube Sumbar Satu TV, Kamis 9 September 2021.
Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Audy Joinaldy dalam sambutannya mengatakan, "Semoga dengan penyelengaraan webinar ini akan diperoleh dukungan dari semua pihak dalam mewujudkan penyediaan energi yang berkeadilan dan berkualitas untuk semua masyarakat," ujar Audy.
Ia menjelaskan, ketahanan energi adalah suatu kondisi terjaminnya ketersediaan energi, akses masyarakat terhadap energi pada harga yang terjangkau dan dalam jangka panjang tetap memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan hidup. Sementara kemandirian energi adalah terjaminnya ketersediaan energi dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi dari sumber daya dalam negeri.
"Perlu dilakukan kemandirian energi dan ketahanan energi pada suatu daerah agar tetap dapat memenuhi kebutuhan energi bagi seluruh masyarakat," ucapnya.
Diakui Audy, konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan Research Octane Number (RON) rendah seperti premium di Sumbar cenderung menurun dari tahun ke tahun. Konsumsi premium pada tahun 2020 berkurang sebesar 57 persen dibanding tahun 2019.
Tahun 2021 ini, lanjutnya, premium diperkirakan jauh menurun begitu juga dengan konsumsi BBM jenis solar bersubsidi. Sementara itu, konsumsi BBM dengan RON tinggi, Pertamax Series terus meningkat.
"Sumbar peringkat nomor dua di Indonesia dalam persentase konsumsi BBM kualitas tinggi atau Pertamax Series yaitu sebesar 27,1 persen. Hal ini disebabkan kesadaran masyarakat makin tinggi terhadap nilai lebih penggunaan BBM yang berkualitas dan juga kemudahan akses jangkau BBM kualitas tinggi telah hadir di tengah-tengah masyarakat dengan hadirnya Pertashop," jelas Audy.
Terdapat dua narasumber dalam webinar yakni Ekonom Konstitusi, Defiyan Cori dan Konsultan Bidang Hilir Migas, Henry Achmad.
Menurut Defiyan, permasalahan kebijakan pembangunan sektor energi nasional berupa isu pangan, energi dan air, permasalahan defisit minyak dan gas bumi (migas) nasional, kebijakan BBM satu harga dan penyediaan pasokan untuk daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar), kebijakan energi ramah lingkungan dan berkualitas serta kebijakan diversifikasi energi.
Ia mengatakan, penurunan konsumsi premium telah mendorong kendaraan bermotor migrasi ke jenis BBM yang berkualitas secara signifikan. Komitmen dan kinerja BUMN Pertamina dalam mematuhi aturan kebijakan energi berkualitas dan ramah lingkungan sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) Nomor 20 Tahun 2017 kepada konsumen melalui Program Langit Biru efektif dijalankan sampai di perdesaan.
"Konsisten kebijakan dan dukungan pemerintah pusat dan daerah sangat diharapkan dalam meningkatkan perluasan Program Langit Biru agar sosialisasi ke masyarakat dan konsumen lebih edukatif dan produktif untuk mencapai sasaran pemakaian BBM RON tinggi," jelasnya.
Disamping itu, Konsultan Bidang Hilir Migas, Henry Achmad menambahkan, secara umum pemberian subsidi BBM dapat mendorong pemborosan, membebani keuangan negara dan badan usaha serta memicu penyelewengan. "Perlu dukungan pemerintah untuk kebijakan BBM dan koordinasi antar stakeholder," kata Henry.
Sementara itu, Area Manager Communication Relation & CSR Sumbagut PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Taufikurachman mengatakan, pihaknya mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk menggunakan produk-produk BBM ramah lingkungan misalnya Pertamax dan Pertamax Turbo.
"Semoga kualitas udara di Sumbagut bisa semakin membaik seiring meningkatnya penggunaan BBM berkualitas dan ramah lingkungan," tutupnya.*MOR I