JAKARTA – Pertamina melalui forum diskusi sinergi minyak dan gas bumi (Migas) area Jawa Barat, pada 23 Agustus 2019, memitigasi masalah kendala operasi pemurnian minyak Jatibarang Mixed Crude Oil (JMCO) yang belum optimal karena settling time yang cukup lama.
Mitigasi yang dilakukan oleh Pertamina EP Asset 3, Refinery Unit (RU) VI, dan Marketing Operation Region (MOR) III, bersama Research & Technology Center (RTC) Pertamina (Persero) pada 27 Oktober 2020, membuahkan hasil dengan meningkatnya produktivitas, kualitas dan efisiensi lifting crude oil menggunakan Pertadem-B02.
Lantas apakah Pertadem-B02 itu? Pertadem-B02 adalah Produk Demulsifier (chemical pemecah emulsi minyak–air) yang berfungsi untuk membantu percepatan pemecahan emulsi minyak-air, sehingga minyak dapat mencapai tingkat kemurnian tertentu yaitu BS&W mas 0,5%.
Produk yang dikembangkan oleh fungsi Oil & Gas Transportation (OGT) Pertamina EP Asset 3 bersama RTC Pertamina itu, pada awalnya dikembangkan untuk proses pemurnian minyak dengan kondisi steam di Main Gathering Station (MGS) Balongan yang terbatas, sehingga diperlukan produk demulsifier yang memiliki tingkat konsentrasi tinggi.
Hasilnya, Pertadem-B02 memiliki kecepatan memecah emulsi minyak–air selama 5 hari untuk setiap cargo lifting minyak. Sedangkan produk demulsifier sebelumnya memerlukan waktu selama 7 hari, itu pun terkadang masih ada kendala pada kualitas minyaknya.
“Dengan meningkatkan kecepatan waktu persiapan cargo minyak, maka PEP Asset 3 akan lebih fleksibel apabila menghadapi perubahan jadwal lifting/penjualan minyak dan diharapkan dapat mengoptimalkan volume lifting minyak dan dapat meminimalkan stok,” kata General Manager PEP Asset 3 Wisnu Hindadari, pada Senin, 16 November 2020.
Berkembangnya teknologi di bidang eksplorasi migas akan berdampak pada perubahan kualitas minyak di berbagai lapangan Pertamina.
“Pertadem-B20 harus fleksibel dalam melakukan formulasi kinerjanya memurnikan minyak, selain itu diharapkan menjadi benchmark dan dapat direplikasikan bagi berbagai lapangan di Pertamina,” ujar Wisnu. *HM