Area Ulubelu Terus Melaju

Area Ulubelu Terus Melaju

16-sumur Produksi Di Cluster CUlubelu – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Ulubelu memantapkan diri sebagai andalan pemasok energi pembangkit listrik bagi Provinsi Lampung. Setelah dua tahun menyuplai energi panas bumi untuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Unit 1&2 dengan kapasitas 2 x 55 Mega Watt (MW), kini Area Ulubelu sedang bersiap membangun PLTP Unit 3&4. “Jika sebelumnya kami hanya menjual uap maka untuk Unit 3&4 ini kami menjual listrik kepada PLN, karena PLTPnya milik PGE,” ungkap Adnan Chaniago, General Manager (GM) Area Ulubelu, saat ditemui di Area Ulubelu, Lampung (15/9).

 

Pada 8 Agustus 2014 PGE telah menandatangani kerja sama untuk pelaksanaan engineering, procurement and construction (EPC) PLTP Ulubelu Unit 3&4 (2x55 MW) dengan konsorsium Sumitomo-Rekayasa Industri. Diharapkan commercial on date (COD) untuk Unit 3 pada Agustus 2016, dan setahun kemudian menyusul Unit 4. “Tambahan 110 MW ini tentu akan sangat berarti bagi Provinsi Lampung dan sudah sangat ditunggu-tunggu masyarakat maupun kalangan industri,” ujar Adnan menjelaskan betapa strategisnya pembangunan PLTP ini.

 

Adnan menambahkan saat ini di kepala sumur sudah tersedia uap yang mampu membangkitkan 80 MW, yang berasal dari 8 sumur. Dengan demikian masih kurang uap untuk membangkitkan 30 MW lagi agar mencapai kapasitas pembangkit listrik 110 MW dan tambahan sekitar 10 MW lagi sebagai persiapan bila terjadi decline produksi. Untuk mencukupi kekurangan uap tersebut, saat ini sedang dilakukan pengeboran dengan dua rig di Cluster I dan Cluster K.

 

Decline produksi memang harus diantisipasi dalam pengu­sahaan panas bumi, sebagaimana halnya terjadi pada pengusahan minyak dan gas. Namun berbeda dengan di migas yang decline rate-nya semakin lama semakin besar maka pada panas bumi semakin lama akan menurun decline-nya sampai pada akhirnya mencapai kestabilan. “Seperti yang terjadi di Unit 1&2, pada awalnya decline yang kami alami sebesar 13 persen, lalu 10 persen, saat ini turun menjadi 6 persen dan nantinya akan stabil di angka 3 persen,” kata Adnan, memaparkan kelebih energi panas bumi. 

 

Sejarah pengusahaan panas bumi di Uliubelu sudah ber­langsung cukup lama. Dimulai pada 1986 silam dengan survei pendahuluan untuk wilayah Sumatera termasuk Ulubelu. Kemudian pada 1990 Ulubelu ditetapkan sebagai wilayah kerja pengusahaan (WKP) panas bumi Pertamina. Selanjutnya kegiatan eksplorasi dimulai pada 1991 di bawah koordinasi Pertamina Unit II Plaju. “Hasil kegiatan eksplorasi itu menunjukkan bahwa Ulubelu memiliki potensi panas bumi yang cukup besar untuk dikembangkan secara komersial,” ungkap Adnan.

 

Selanjutnya pada 1994 dilakukan pengeboran eksplorasi slim hole, namun kegiatan mulai tersendat setelah itu. Apalagi kemudian disusul terjadinya krisis ekonomi yang diawali dengan krisis moneter pada semester kedua 1997. Kegiatan baru dimulai lagi pada 2007 dengan pengeboran eksplorasi Sumur UBL-01 dan UBL-02, serta pengeboran Sumur UBL-03 pada 2008, hingga akhir PLTP Unit 1 mulai beroperasi pada September 2012.•DIT.HULU

 

Share this post