Asah Kemampuan Komunikasikan Target 2,2 juta BOEPD

Asah Kemampuan Komunikasikan Target 2,2 juta BOEPD

Asah _KemampuanJakarta –Direktorat Hulu beserta jajaran Anak Perusahaan di lingkungan bisnis Hulu Pertamina (APH) diberikan amanah sekaligus ditantang oleh  pemegang saham lewat pencapaian target produksi 2,2 juta barel setara minyak  per hari (BOEPD) pada 2025. Jika dibanding dengan angka produksi akhir 2013 sebesar 460 ribu BOEPD maka target yang dipatok pada ujung 2025, itu lebih dari 5 kali lipatnya.

 

Aspirasi 2025, itu tak akan pernah terwujud manakala tantangan dimaksud tidak terdengar apalagi terasa pada semua level pekerja hulu, baik di pusat maupun di lapangan-lapangan yang berterbaran di segenap pelosok tanah air. Maka, dalam rangka penguatan kompetensi untuk mengantisipasi kesen­jangan informasi visi 2025 dengan produksi 2,2 juta BOEPD,  Direktorat Hulu menye­leng­garakan Lokakarya se­hari, bertajuk Up Skilling Commu­­nication  Program Management Officer (PMO), Upstream Transformation Team, di Hotel Mandarin Orien­­tal Jakarta, Rabu (11/6).

 

Acara workshop  tersebut diikuti oleh para anggota tim PMO yang merupakan ambassador dari seluruh APH. “Program up skilling ini sangat penting untuk tim PMO dalam menyampaikan hal-hal yang menjadi as­pirasi ke depan kepada se­luruh jajaran di direktorat hulu dan  APH.  Sehingga semua kita memahaminya serta bersemangat untuk mencapai aspirasi Pertamina di 2025 dengan produksi 2,2juta BOEPD,” demikian ucap Senior Vice President (SVP) Upstream Strategic Planning and Operation Evaluation (USPOE), Djohardi Angga Kusumah di depan para peserta saat pembukaan.

 

Lebih lanjut, Djohardi menjelaskan bahwa tugas utama  agent PMO adalah menyadarkan para pekerja hulu, baik di lapangan maupun di pusat terkait upaya pencapaian target 2,2 juta BOEPD pada 2025. Angka produksi sebesar itu merupakan proyeksi kalkulasi perolehan dari operasi di ladang-ladang existing termasuk EOR (900 ribu BOEPD), Ekspansi internasional (600 ribu BOEPD), CBM & shale gas (200 ribu BOEPD), penemuan baru dalam negeri (140 ribu BOEPD), dan interest serta penyertaan lainnya (360 ribu BOEPD).

 

Menurutnya, tim PMO harus menjadi energizer serta motivator dalam transformasi  Direktorat  Hulu dari invest­ment holding menjadi opera­tional holding. “Selaku energizer dan motivator, Anda yang terpilih menjadi anggota Tim PMO harus  memahami terlebih dahulu target produksi yang telah diamanahkan oleh pemegang saham. Setelah itu, baru Anda dapat mendorong seluruh elemen pekerja agar bergerak ke arah yang sama,” imbuh Djohardi. .

 

Sementara itu, ketua Tim PMO Uky M. Masduki, Asisten Manajer General Affairs mengatakan bahwa lewat workshop upskilling communication tersebut, diharapkan seluruh ang­gota PMO mampu meng­a­sah kemampuan berko­munikasinya dengan se­mua pihak secara lebih fokus sesuai target pesan  yang akan disampaikan.  “Setiap anggota PMO harus menjadikan Upstream Home of Transformation sebagai guide  dalam menyampaikan pesan-pesan transformasi hulu kepada seluruh jajaran pekerja, terutama mereka yang berada di garis depan lapangan produksi di se­antero tanah air,” papar Uky mengulas tentang Rumah Transformasi Hulu.

 

Di samping  itu, Uky menambahkan bahwa tim PMO juga harus mampu memperkuat culture kerja dengan mengembangkan leadership dan capability SDM hulu dalam rangka menumbuhkan  perilaku dan budaya baru yang pro pada perubahan. “Upskilling komunikasi ini harus  men­dongkrak kemampuan dan visi strategis anggota PMO dalam berkomunikasi serta  berinteraksi, baik dengan manajemen puncak maupun para supervisor  berikut pe­­kerja di lokasi-lokasi pe­nge­boran,” tambah Uky me­ngunci presentasinya. •DIT.HULU

Share this post