Aspek HSE Menunjang Pertumbuhan Laba Perusahaan

Aspek HSE Menunjang Pertumbuhan Laba Perusahaan

4-HSE SchoolJAKARTA– Potensi bahaya yang sangat tinggi pada seluruh aktifitas kerja Pertamina tentunya dapat berakibat terjadinya risiko kecelakaan, kebakaran dan peledakan. Oleh sebab itu, harus dikelola secara baik sesuai standar dan ketentuan yang berlaku. Beberapa kasus fatality yang terjadi telah menjadi pelajaran yang sangat bermanfaat karena ditemukan penyebab utama kejadian tersebut adalah pekerja melakukan pekerjaan secara tidak aman.

 

Karena itu, untuk meningkatkan kompentensi secara kontinyu bagi pekerja yang bekerja dengan risiko kecelakaan, kebakaran dan peledakan, fungsi HSE Pertamina bekerja sama dengan Pertamina Corporate University melangsungkan Program HSE School – Safe Work Practices.

 

Sebanyak 26 orang menjadi peserta program ini. Mereka berasal dari Kantor Pusat, Refinery Unit II, IV dan VI, Marketing Operation Region I, III, V, VI dan VIII serta Anak Perusahaan di Direktorat Hulu Pertamina. Secara umum, peserta berasal dari fungsi HSE, Drilling, Logistik, Produksi Pengolahan, En­gineering, Development dan Maintenance, S&D dan Aviasi.

 

“Mereka adalah garda depan yang kegiatan kerjanya bisa berdampak buruk jika tidak dilakukan dengan benar. Ini adalah salah satu usaha kita di kor­porat untuk meminimalkan terjadinya risiko kecelakaan kerja supaya perusahaan memperoleh nilai positif, yaitu turut membantu pencapaian laba perusahaan,” ujar Direktur Umum Pertamina, Luhur Budi Djatmiko saat membuka Program HSE School – Safe Work Practices Batch II Tahun 2014 di Lantai Ground Kantor Pusat Pertamina, Senin (14/7).

 

Menurutnya, upaya men­cegah kecelakaan dilakukan dengan penerapan Pertamina Golden Rules, yaitu taat pera­turan, intervensi terhadap tin­dakan tidak aman dan yang menyalahi peraturan serta memiliki rasa kepedulian yang tinggi terhadap HSE.

 

Melalui program yang di­mulai 14 Juli hingga 13 Desember 2014, Luhur Budi mengharapkan materi yang aplikatif disertai praktik-praktik dan coaching yang sistematis diberikan kepada peserta agar bisa mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dan meminimalkan kerugian perusahaan.

 

Sementara VP HSE Pertamina, Joko Susanto me­nga­takan, suatu peru­sahaan jika sudah bisa menge­lola risiko dengan baik, maka tidak akan terjadi kecelakaan. Hal inilah yang akan ditekankan dalam aspek HSE, yaitu manajemen resiko. “Jika tidak ada kecelakaan kerja maka kita bisa mengejar laba yang telah ditargetkan perusahaan,” ucapnya. 

 

VP Pertamina Corporate University, Hasnil Rasyid memaparkan, program pem­belajaran akan dilakukan untuk mengukur seberapa besar penyerapan materi oleh peserta dan seberapa besar peningkatan kompetensi peserta dalam bidang HSE melalui evaluasi pada modul e-learning, disiplin dan keaktifan di kelas, evaluasi tertulis dan praktik pada saat class room, penerapan hasil pelatihan di lapangan (Job Site Assignment) serta presentasi hasil Job Site Assignment.

 

Usai pelaksanaan pro­gram, para peserta diberikan sertifikat kompetensi dari Badan Nasional Sertifikasi Kompetensi (BNSP) jika berhasil lulus setelah diuji oleh assessor certified BNSP.•IRLI

Share this post