Bengkulu- Muara dari seluruh kegiatan hulu adalah pengeboran. Maka, dalam rangka meningkatkan efisiensi di segala lini kelambatan operasi pengeboran, apalagi sampai gagal sesuatu yang tabu dan tidak boleh terjadi. Sebab, aktivitas pengeboran merupakan kegiatan dengan biaya, teknologi, dan resiko paling tinggi.
Salah satu masalah yang selama ini kerap terjadi dalam kegiatan pengeboran adalah non productive tim (NPT). Problem, ini merupakan wujud dari inefisisiensi yang cukup signifikan, dan pada umumnya disebabkan oleh masalah stuck pipe. Kasus dimaksud harus bisa dihindari agar tidak memakan biaya investasi yang pada gilirannya akan menghambat pertumbuhan korporsi. “Pengeboran merupakan action pamungkas dalam upaya peningkatkan produksi maupun menambah cadangan baru migas dan panas bumi,” demikian pesan Direktur Hulu, Syamsu Alam dalam berbagai kesempatan. “Karena itu, semua proyek pengeboran Pertamina harus dilakukan dengan efektif dan efisien,” imbuhnya.
Menyikapi arahan dari Direktur Hulu maka dalam rangka meningkatkan upaya mengurangi kerugian biaya pengeboran yang disebabkan oleh stuck pipe, fungsi Drilling Upstream Technology Center (UTC) menyenggalarakan Kick Off dari rangkaian Training Stuck Pipe Prevention Campaign 2016-2017 di Hotel Mutiara, Curup, Bengkulu (27-28/10). Ajang tersebut bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar dan membangun kerjasama kepada seluruh lapisan pekerja pada proyek pengeboran, baik di lokasi sumur migas maupun panas bumi. “Hampir setengah dari total kerugian NPT operasi pengeboran disebabkan oleh stuck pipe,” ungkap Pranefo Maaruf, Chief Drilling UTC di hadapan peserta acara itu.
Lebih jauh, Pranefo menjelaskan bahwa manajemen Direktorat Hulu berharap dari campaign ini dapat mengurangi permasalahan stuck pipe yang terjadi pada kegiatan pengeboran selama ini, yakni di PGE (56%), PEP (22%), dan PHE (20%) dari total NPT. Melalui campaign dimaksud, fungsi drilling UTC bersama perwakilan fungsi drilling Anak Perusahaan Hulu (APH) berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah yang termaktub dalam 8 program stuck pipe prevention, meliputi : analisis detail data historis insiden stuck pipe, stuck pipe awareness campaign, perbaikan pola komunikasi dan kerjasama tim, stuck pipe prevention guidelines, stuck pipe prevention training, mengembangkan realtime stuck pipe warning system di rig, analisa dan mitigasi stuck pipe dalam well planning & drilling program, dan standarisasi stuck pipe reporting, postmortem analysis, & implementation of lesson learned. “Kami akan melakukan 7 kali campaign, yaitu 2 di PGE, 3 di PEP, dan 2 di PHE dari 2016, ini sampai 2017,” tambah Pranefo.
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Geothermal Energi (PGE), Irfan Zainudin dalam kesempatan yang sama mengharapkan adanya hasil konkrit dari pelatihan ini. “Insiden stuck pipe yang selalu menjadi masalah utama dalam pengeboran panas bumi harus bisa diantisipasi, minimal berkurang,” tegas Irfan. Menurut catatan Irfan, dari total pengeboran sumur panas bumi di lingkungan PGE hanya 25% saja yang tidak mengalami kasus stuck pipe. Hal ini, menyebabkan banyak kerugian, terlebih lagi jika terpaksa harus melakukan pengeboran baru di lokasi yang sama. “Kami menginginkan seluruh pekerja yang terlibat dipengeboran dapat menyamakan frekuensi dalam menghadapi masalah yang terjadi,” ucap Irfan.
Selanjutnya, Irfan menambahkan bahwa kegiatan Stuck Pipe Prevention Campaign ini akan terus diimplementasikan pada setiap evaluasi program sebelum melakukan pengeboran sumur panas bumi. PGE sendiri dalam waktu dekat akan melakukan pengeboran sumur eksplorasi panas bumi pertama di Bukit Daun Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. “Proyek ini akan berlanjut apabila pengeboran sumur sukses, baik dari sisi operasional, pengeboran, maupun dari segi hasilnya, nanti,” pungkas Irfan.
Acara Kick Off dan Training Stuck Pipe Prevention Campaign 2016-2017 tersebut juga dihadiri oleh Agus A Zuhro (Pjs. Vice President Drilling PGE), berikut 50 peserta dari seluruh lapisan pekerja yang terlibat dalam proyek pengeboran sumur eksplorasi panas bumi di Bukit Daun.•DIt. HULU